part 22 🐾

1.8K 75 10
                                    

Ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramai.  Itu lah yang menggambarkan suasana sekolah Pelita Bangsa pada saat ini, karena bell pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu.

Shasa sedang berjalan beriringan dengan sahabat nya. Siapa lagi jika bukan Nadifa Chayra, mereka berjalan menuju gerbang sekolah dan menunggu kendaraan umum untuk mengantarnya pulang.

Namun kendaraan umum yang mereka tunggu tidak kunjung datang hingga pada saat ini, jam sudah menunjukkan pukul 3 sore terpaksa mereka pulang dengan berjalan kaki.

"Sha, lebih baik lo telepon kak Raihan aja deh! suruh dia jemput lo. Dari pada jalan kaki kaya gini ntar yang ada lo capek " Ucap Chaca.

Shasa yang tadi nya fokus dengan jalanan kini menoleh ke arah Sahabat nya yang ada di samping nya. "Gue lebih suka jalan kaki kaya gini Cha, apalagi bareng sama lo" Jawab Shasa tersenyum.

"Tapi Jarak rumah kita jauh, ntar lo jalan sendiri kenapa-kenapa lagi" ucap Chaca dengan raut khawatir.

"Terus kalo gue telpon kak Raihan, lo sama siapa? Masak gue tinggal lo jalan kaki sendirian sih." Ujar nya sambil berjalan.

"Gue uda terbiasa jalan sendirian kaya gini Sha." Jawab Chaca.  Tanpa Sadar dalam hati Shasa ada rasa iba terhadap sahabat nya yang satu ini. Ia bahkan gak pernah tau jika sahabat nya sering pulang sekolah dengan jalan kaki. Apalagi jarak rumah nya bisa terbilang tidak terlalu dekat

Chaca emang sering pulang sekolah dengan jalan kaki demi menghemat uang jajan nya, ia sadar jika ia gak boleh boros soal keuangan, banyak biaya yang harus ia keluar kan di masa yang akan datang. terlebih sekarang nenek nya kini sedang sakit ia perlu banyak uang untuk membayar perobatan sang nenek.

Tiin.

Suara klakson motor mengejutkan mereka berdua, perasaan mereka sudah berjalan di pinggir jalan Raya kenapa masih ada motor yang ingin menabrak nya. Tapi tunggu,  kenapa motor ini berhenti di dekat mereka berdua. Kelihatan nya orang tersebut tidak asing lagi bagi Shasa dan Chaca.

Sang pemilik motor pun melepaskan helm fullface nya, terlihat pula wajah tampan milik seorang Zanuar Ragadinata temen sekelas mereka sendiri.

"kenapa Jalan kaki? " Tanya nya kepada dua orang yanga ada di hadapannya itu.

Chaca mengerti jika orang yang di hadapan nya ini menyukai sahabat nya "Gapapa" jawab nya singkat.

Raga melihat Shasa yang tampak acuh kepada nya. "Sha." Ia memanggil Shasa yang sedari tadi diem saja.

Karena merasa di panggil Shasa pun mendongakkan kepala nya raut wajah nya mengekspresikan tanda tanya.

Raga segan jika menawar kan Shasa untuk pulang bareng dengan nya, namun ini kesempatan nya untuk dekat dengan temen sekelas nya "Gue anter lo pulang boleh? " ucapnya.

Shasa terkejut saat mendengar ucapan Raga, bagaimana mungkin laki-laki itu menawarkan diri agar ia pulang bersama nya. Ini tidak boleh terjadi ia harus menolak tawaran dari Raga.

ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ ɪꜱ ᴍʏ ꜱᴇɴɪᴏʀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang