2. LAMARAN

3.9K 244 13
                                    


Masa iya aku di jodohin sama dosenku sendiri sih.

Keysha Ana Gabriel.

☆♡☆

"Bun, Key ke atas dulu ya," ucapku yang baru menyelesaikan makan.

"Iya sayang," jawab Bundaku.

Aku pun mengangguk dan berjalan ke atas.

Sesampainya di kamar, aku langsung membantingkan tubuhku di kasur kesayanganku.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah delapan dan sebentar lagi keluarga teman ayah akan segera tiba.

Aku di suruh Bunda menggunakan baju gamis panjang, yang tadi Bunda kasih. Entah kenapa aku tak nyaman memakai baju ini, karena, aku tidak suka memakai baju yang panjang dan kerudung. Sebelumnya aku tidak memakai kerudung.

Tapi kata Bunda, aku harus menutup auratku sebagai seorang wanita. Tapi aku masih dalam tahap belajar, sih. Belum sepenuhnya.

Tok tok tok.

Aku segera membuka kan pintu. Sepertinya tamu nya sudah datang.

"Waalaikumsalam," balasku dan tersenyum manis pada wanita dan pria paruh baya itu. Dan mempersilahkan mereka masuk dan duduk di ruang tamu.

Bunda, Ayah, dan bang Haris pun sudah duduk.

"Ini anak kamu Wid?" tanya mamah nya Alfin yaitu Maria.

"Iya Mar,"  jawab Bunda dan tersenyum mengangguk.

"MasyaAllah cantik banget," ucap Maria.

Aku pun hanya bisa tersenyum saja.

"Oh iya anak kamu mana Ar?" tanya ayahku pada papahnya Alfin yaitu Arsya.

"Oh, lagi di jalan. Bentar lagi juga nyampe kok," jawab Om Arsya.

"Oh gitu," ujar ayahku tersenyum mengangguk.

Dan tak lama seorang pria mengucapkan salam.

"Asalamualaikum."  ucap nya.

"Waalaikumsalam." balas kami semua.

Aku pun kaget saat melihat Pak Alfin ada di sini. Kok bisa? ANEH BANGET!
Batinku.

"BAPAK!" ujarku kaget.

Dan dia hanya diam saja.

"Kok Bapak ada di sini?" tanyaku bingung.

"Alfin calon suami kamu, sayang," ujar Ayah tiba-tiba.

Dan......

Betapa terkejutnya aku mendengar hal itu. Masa Pak Alfin calon aku. Ah gak mungkin. Tapi kok dia gak kaget ya, aneh bat nih orang.

"APA?!" ujarku kaget.

"Iya sayang," tambah Bundaku.

Dan setelah acara lamaran nya selesai.

"Kita akan laksanakan pernikahannya satu minggu lagi," ucap ayahku .

"Emang gak kecepetan yah?" tanyaku pelan.

"Enggak sayang. Lebih cepat lebih baik,"

"Gimana nak Alfin, kamu setuju, kan?" tanya ayah pada Pak Alfin,  yang dari tadi hanya diam saja.

"Setuju om!" jawab Pak Alfin mengangguk.

"Baiklah," ucap papah nya pak Alfin.

Kami sekeluarga pun sepakat pernikahannya akan di laksanakan satu minggu lagi.

Keluarganya Pak Alfin pun sudah berpamitan untuk pulang.

Aku masih gak nyangka banget sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri saat aku masih berkuliyah.

☆♡☆

Next part!

Salam kopi. ☕

DOSENKU IMAMKU [SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang