19. ALFIN&KEISYA

1.9K 85 0
                                    

Hari sudah malam, tapi ini masih jam 20:00 perutku sepertinya minta diisi:(
aku melirik kearah Mas Alfin yang sedang mengotak-ngatik laptopnya.

Sungguh meresahkan:(
katanya mau bulan madu, tapi aku malah dikacangin.

Bulan madu macam apa ini!?

Sabarrr kali Neng Kei, Pak Bosnya lagi pacaran ama laptop dulu. Makanya dirimu dikacangin.
Author.

Eh, ngapain lu Thor nongol?
Keisya

Cuma lewat doang Neng, mau beli Es Doger. Ngapa? mau?
Author.

Kagak!!!
Keisya

Busetttt... PMS lu Neng:)

Skip!

Aku pun mau tidak mau menghampiri Mas Alfin yang sedang mengetik sesuatu dilaptopnya diatas kasur pula:(

"Mas," panggilku, tapi ia hanya menjawab dengan deheman saja.
Dan matanya pun masih tetep fokus kelayar laptopnya.

Sungguh meresahkan, masa aku harus saingan sama laptopnya sih?

Istri lagi kelaperan malah dikacangin, malah mentingin kerjaannya coba. Gimana gk kesel.

Sabar Kei... Sabar...

"Mas, ihh," rengeku menarik-narik lengan bajunya. Otomatis Mas Alfin pun menoleh kearahku.

"Kenapa?" tanya nya dingin.

"Mas, istrinya lagi kelaperan juga, malah sibuk aja sama kerjaannya." Omelku.

"Oh kamu laper hm?"

"Iya lah, ih, gak peka banget sama istrinya," ujarku sebal.

"Ululu, istrinya aku kelaperan ternyata," ucap Mas Alfin sambil menyentil hidungku pelan.

"Ih Mas," rengeku.

Dasar Keisya manja bat lu:(

"Yaudah, nih pesen aja mau makan apa?" ujar Mas Alfin menyerahkan Ponselnya padaku. Agar aku bisa memilih makanan sepuasku.

Aku pun mulai membuka Ponselnya, dan memilih-milih makanan dan minumannya.

Aku pesan Spageti dan Mocachino. Sedangkan Mas Alfin, aku menanyakan ia dulu mau makan sama apa.

"Mas,"

"Hm."

"Mas mau pesen apa?"

"Samain aja kayak kamu,"

"Oke deh!" ujarku.

Tak butuh waktu lama, orang yang mengantarkan pesanan makanan aku dan Mas Alfin pun tiba.

Saat aku hendak ingin membuka kan pintunya. Mas Alfin menahan tanganku.

"Kenapa Mas?" tanyaku bingung.

"Biar aku aja, kamu lagi gak pake kerudung," ujar Mas Alfin. Ia pun membuka kan pintunya, dan mengambil pesanan kami.

Memang benar sih, aku kalo lagi dirumah gak suka pake kerudung. Tapi Mas Alfin bilang, aku boleh gak pake kerudung asalkan ketika keluar aku harus pake. Lah aku sih nurut aja ya, sama suami.

"Sini, aku taruh dipiring dulu," ujarku mengambil bungkus makanan itu dan membawanya kedapur.

Aku dan Mas Alfin pun makan malam dibalkon kamar hotel kami.

"Lain kali kalo mau buka pintu buat orang lain, pake kerudungnya dulu," ujar Mas Alfin memperingatiku.

"Iya, Mas maaf," ujarku meminta maaf pelan.

"Aku gak mau bagi-bagi sama orang lain," ujar Alfin.

"Iya Mas,"

"Kamu gak pesen air putih?" tanya Mas Alfin.

☆♡☆

Sampe sini dulu ya.

Votenya yuk ♡

Next part ♡





Salam kopi. ☕

DOSENKU IMAMKU [SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang