Selamatkanku

334 51 64
                                    

Nina mengundurkan diri dari asrama dan menarik formulir pengajuan beasiswanya, dia menyerahkan kesempatan itu pada Jungkook. Jungkook terkejut awalnya, Nina yang mengajaknya belajar bersama dan mendapatkan beasiswa itu malah menyerah. Nina tak hentinya menangis, dia sangat kecewa tapi mau apalagi, dia tidak bisa menolak kehendak orang tuanya. Mereka sedang di rooftop kampus sekarang karena bagi Nina masalah pernikahan ini sangat pribadi, dia tidak mau ada seorangpun yang mendengar percakapan mereka.

"Jadi kamu mau nikah? Tapi tetep kuliah kan?", Jungkook terkejut mendengar pernyataan Nina.

"Gara -gara Tae oppa sih. Aku dah bilang jangan nginep-nginep segala. Akhirnya ketauan sama eomma", sesal Nina.

"Trus gimana sekarang?",

"Lagi ngurusin ijin, kook. Mereka juga lagi cari apartemen deket kampus buat kita tinggal",

"Sabar ya sayangku! Aku yakin semua bakal baik-baik aja, jangan sedih dong! Masa mau nikah malah sedih", hibur Jungkook.

Nina malah meneteskan air mata karena dia tidak tau harus bicara apa lagi. Jungkook segera memeluknya untuk menenangkan Nina. Lama Nina menangis, tidak ada yang bisa Jungkook lakukan untuk menghibur sahabatnya itu selain membiarkannya menangis sampai puas. Setelah reda tangis Nina dan dia sedikit tenang, Jungkook mengajaknya turun.

"Turun yuk! Kita masuk kelas pak Yoongi sekarang", ajak Jungkook

"Ah iya. Males juga sebenernya masuk kelas dia tapi....",

"Kamu kuat Nin, ayo turun. Kamu kuat",

Nina mengangguk. Setelah menyeka air matanya dan menguatkan diri lagi, mereka kembali ke bawah, mengikuti kelas pak Yoongi yang tetap saja terasa menyesakkan bagi Nina. Mencoba fokus pun tetap tidak bisa fokus. Yoongi pun beberapa kali kehilangan fokus gara- gara memperhatikan Nina yang menurutnya sedang bermasalah hari ini. Namun akhirnya kelas di akhiri oleh kuis.

"Ke ruangan saya!", bisik Yoongi begitu mereka berpapasan.

Malas, tapi Nina ikut juga. Nina yakin pembicaraan ini memang akan berkutat pada masalah kuliah karena dia sudah menarik formulir beasiswanya.

Tapi ruang konseling... Kenapa Yoongi malah membawa Nina ke ruang konseling bukannya ruang dekan?. Jujur saja rasanya menyesakkan melihat sofa, meja dan semua yang berada di sana. Memorinya terbang jauh dimana dia dan Yoongi pernah bercinta dengan liarnya di sana tanpa peduli ini kampus dan seseorang bisa saja mengetuk pintu. Nina jadi salah tingkah.

"Duduk",

Nina menarik kursi dan segera duduk. Tangannya mengepal di atas meja tapi tidak bisa diam, dia terus saja memainkan jari-jarinya.

"Kenapa kamu menarik formulir beasiswa kamu? Kamu batalin ijin tinggal di asrama juga, kenapa? Apa ada yang ganggu pikiran kamu?",

"Buat apa bapak peduli?",

"Gini ya, Nina. Kita profesional aja. Di luar urusan pribadi kita, saya dosen konseling. Kamu tiba-tiba narik form beasiswa prestasi, batalin pengajuan ijin tinggal, ada apa?. Nilai kamu keseluruhan saya pantau, dari mata kuliah lain juga gak ada masalah",

"Soal beasiswa, saya mau kasih kesempatan lebih leluasa buat Jungkook. Dia lebih butuh, saya harap bapak juga bisa bantu. Mudah-mudahan dengan saya mundur makin besar kesempatan Jungkook dapetin beasiswa itu. Soal pembatalan ijin tinggal, orang tua saya udah nyari apartemen deket kampus buat kami tinggal nanti karna gak mungkin Tae oppa ikut di asrama kan?",

"Maksudnya?",

"Ah. Kami lagi ngurusin kelengkapan berkas buat nikah",

"Kamu sama Taehyung?", Yoongi nampak terkejut.

SOBER [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang