10. Bersama Difa (1)

40 14 8
                                    

Semua yang lo lakuin itu selalu jadi kejutan buat gue
-
Saka Anggara

"DIFA ADA PAC—EH TEMEN KAMU NIH DI BAWAH."kata Eria—mamah Difa menutup mulut nya karna hampir salah sebut.

"ADUH MAMAH SIAPA SI BIASANYA LANGSUNG SURUH MASUK KAMAR?!"Difa menuruni tangga,menggaruk garuk kepala nya yang tidak gatal. Ganggu orang tidur aja.

"Masa iya mamah suruh masuk kamar?keenakan kamu nanti."Ledek Eria.

Difa mengucek matanya,masih belum sadar,mempertajam penglihatannya dan seketika matanya terbelalak.

Sedari tadi laki laki itu terus memperhatikan Difa,ia duduk santai di ruang tamu. Berbalut jaket levis dengan kaos distro hitamnya serta celana jeans hitam. Benar benar terlihat sepuluh kali lipat lebih tampan.

Ingin tertawa melihat gadis itu baru bangun tidur,mengenakan piyama kartun  'the power puff girl'yang acak acakan dan juga rambut yang di ikat asal. Wajah khas baru bangun tidurnya lebih terlihat lucu.

"KAK SAKA!?"kata Difa kaget,Difa tidak pernah lupa dengan janji Saka yang akan mengajaknya pergi, tetapi kemarin malam mereka janji akan berangkat jam 10 pagi.

Difa menoleh ke arah jam dinding,Astaga sudah sejam berlalu, ia kesiangan. Buru buru Difa menaiki tangga dengan cepat tanpa memperdulikan Saka dan mamahnya.

"LOH DIFA KAMU KENAPA BALIK LAGI?"tanya Eria bingung.

"ADUH MAMAH KENAPA GAK BILANG ADA KAK SAKA? DIFA JELEK BANGET TAU!"teriak Difa malu dari kamar nya.

Eria hanya terkekeh, anak satu satu nya itu, sikap nya sama seperti ia muda dulu,pemalu di depan Orian—suaminya.

"Maaf ya nak Saka,Difa emang gitu"kata Eria sambil menyuguhkan makanan dan minuman ke Saka.

"Aduh tante ngerepotin, gak papa
kok." kata Saka ramah, memang ia selalu diajarkan oleh kedua orang tuanya untuk bersikap sopan dengan yang lebih tua.

"Kamu sekelas sama Difa?"tanya Eria kepo.

"Saya kelas 12 tante."Jawab Saka.

"Oh jadi Difa sukanya sama kakak kelas, aduh jadi inget masa muda dulu tante sama papah nya Difa adik-kakak kelas."Ujar Eria terkekeh malu mengingat masa mudanya dulu.

"Jadi udah sampai mana kamu deketin Difa?"

"Atau Difa yang deketin kamu?"

Saka terkekeh"Doain aja ya tan,semoga sukses."

"Kamu harus sabar banget ngadepin sikap Difa,manja nya gak karuan." Ujar Eria .

Eria melirik arah tangga, sepertinya belum ada tanda tanda Difa akan turun,ia memajukan badannya ke arah Saka."Kalo Difa ngambek, kasih aja lima es krim strawberry,langsung luluh deh! "kata Erika setengah berbisik langsung kembali ke posisi semula.

Saka terkekeh, sepertinya sifat Eria ini turun ke Difa, setiap apa yang di buat pasti selalu membuat orang disekitarnya terkagum bahkan jatuh cinta.

Wanita yang sudah berumur ini tetap terlihat cantik dan anggun. Wajah Eria benar benar turun ke Difa.

"Jangan lupa ya!"kata Eria mengingatkan.

"MAMAH HAYO NGAPAIN SAMA KAK SAKA?? JANGAN JELEK JELEKIN DIFA LOH!"Pekik Difa turun dari tangga.

"Pede kamu!udah ah mamah mau telfon papah dulu,kalo kalian mau pergi jangan lupa oleh-oleh."kata Eria menyengir langsung bangun dari duduk nya pergi ke kamar.

ABOUT DIFASAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang