17. Sadis

23 6 0
                                    

Harga diri dijunjung tinggi
________

Suasana jogging antara mereka semua di luar ekspetasi. Semua menjadi canggung dan suasana menjadi akward. Hanya karena satu orang hadir di antara mereka. Seseorang itu. Seseorang yang dulu pernah bergabung juga dengan Saka dan teman temannya. Seseorang yang dulu paling di istimewakan dengan Saka dan teman teman nya. Tetapi sepertinya sekarang sudah tidak lagi

Difa berusaha bersikap biasa saja. Sepertinya ia orang yang paling terkejut. Ia masih tidak percaya Saka membawa orang itu. Gadis itu. Alasya Seiranda. mantan Saka. Tetapi Difa sedikit ragu dengan kata mantan yang Saka pernah bilang kepadanya. Kalau udah mantan kenapa harus repot repot ajak jogging bareng?

"Duduk situ dulu yuk!" ajak Saka lebih dulu berlari kecil ke arah bangku taman yang besar itu.

Semua hanya mengikuti tanpa banyak bicara. Bingung mau bicara apa. Suasana nya gak memungkinkan banget. Jodi sama Rigi yang biasanya gak ada tau malu aja cuma diem aja sambil melirik lirik semua teman temannya. Reyyan yang paling semangat jogging pun gak se-semangat tadi sebelum Saka datang membawa Seira.

Semua duduk dalam keheningan, seolah olah mulut mereka semua di kunci secara paksa. Mau bertanya tapi takut salah tanya.

"Kenapa jadi pada diem diem gini?" tanya Saka bingung melihat tingkah aneh teman temannya.

"Ngapain lo bawa dia?!" Tanya Reyyan sadis. Kayaknya Reyyan benci banget sama Seira.

Saka agak tersulut emosi, entah kenapa ia tidak suka Reyyan berbicara seperti itu di depan Seira. "Seira?kenapa emang nya?"

"Bukannya dia cuma mantan lo?" sekarang Gendra yang kesal dengan Saka

"Mantan ko repot banget sampe di samper segala buat ajak jogging bareng kita!" sindir Jodi halus.

"Lo pada gak suka gue bawa Seira?!"

Saka mulai tersulut emosi,Difa tau itu lebih lebih hatinya teriris saat melihat Seira mengelus lengan Saka bermaksud menenangkan Saka. Kan harusnya Difa yang di posisi itu.

"Mungkin emang belum terbiasa lagi." ujar Seira lembut ke Saka.

"Dan mulai sekarang sampe seterusnya juga gak bakal terbiasa." Ujar Rigi menohok.

Muka Saka merah padam,tanpa banyak pikir lagi ia berjalan ke arah Rigi menonjok bibir Rigi yang belum siap menerima tonjokan itu hingga mengeluarkan darah.

Bughh

"Saka apa-apaan sih!" Difa berdiri dari tempat duduknya menghampiri Rigi, di susul yang lain menghampiri Rigi juga.

"Buat apa lo bela dia?" tanya Saka makin tersulut emosi." Di bayar berapa?!"

Semua melotot tak percaya dengan sikap Saka. Termasuk Keshra yang berada di situ. Saka bukan Saka yang dikenal. Saka tidak akan pernah berbicara seperti itu kepada seorang perempuan. Difa maju selangkah menjajarkan dirinya dengan Saka. Matanya berkaca kaca, hatinya mencelos, bibir nya gemetar.

Plakk

Difa menampar Saka untuk pertama kalinya. Difa menampar seorang cowok untuk pertama kalinya. Dan Difa merasa sangat amat sakit hati karena cowok untuk pertama kalinya.

"Gue. Bukan. Cewek. Berbayar." Ujar Difa gemetar menekan setiap kata yang di ucapnya. Harga diri nya merasa di turunkan oleh Saka. Orang yang ia suka menurunkan harga dirinya. Tanpa banyak kata lagi Difa pergi dari tempat itu. Menjauh berusaha menegarkan hati nya. Ini masalah harga diri. Dia tidak suka harga dirinya di rendahkan seperti itu.

ABOUT DIFASAKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang