33. Pahit

3.3K 123 15
                                    

Boleh lah lagunya di putar!
Hai cantik/ganteng kalau ada typo tandai ya suyung^^
...

Kini Fani dan Reyn sudah sampai Apartemen Reyn, jika temannya Reyn dan Fani masih di kontrakan Tiwi.

Setelah Fani mandi dan berganti baju, Reyn langsung bertanya tentang kemana perginya Fani kemarin-kemarin.

"Kemana kamu pergi selama ini? Kenapa? Kamu pasti gak akan tau kan, aku cari-cari kamu! Aku panik, apalagi kata Mamah kamu pergi dalam keadaan sakit, tapi sebenarnya kamu sakit apa?!" tanya Reyn.

"Aku pergi karena aku gak mau egois Reyn, aku gak mau kamu gagal kuliah di Harvard tapi sekarang aku udah tau kamu gak jadi kan sekolah di Harvardnya? Maaf," jawab Fani. Mata Fani sudah merah mungkin akan menangis.
Kalau
"Hoh, jangan nangis dong kan aku nanya!" ucap Reyn.

"Enggak kok, aku merasa bersalah aja, karena aku kamu gagal deh sekolah di Harvard," ucap Fani.

"Enggak papa, yang penting kamu ada di sisi aku, maaf aku terlalu egois terlalu memikirkan kebahagiaan aku tanpa memikirkan orang yang di sisi aku!" ucap Reyn.

"Enggak kok, bukannya seharusnya kamu kuliah kan? Kalau kamu gak memikirkan aku pasti bisa sekolah di Harvard!" ucap Fani.

"Enggak! Gak usah mikir kaya gitu aku sayang kamu cinta kamu!" jawab Reyn. Lalu mereka saling berpelukan.

Disela-sela acara nangis dan pelukan Reyn masih sempat bertanya saat Fani masih nangis tersedu-sedu.

"Kamu saat pergi sakit apa?" tanya Reyn.

"Oh, iya aku punya kejutan!" ucap Fani membuat Reyn bertanya-tanya.

"Aku lagi nanya malah jawab aku punya kejutan. Fani aku serius gak boongan aku tanya malah jawab aku punya kejutan!!" kesal Reyn.

"Tenang kok, pertanyaan kamu bisa di Jawa lewat kejutan ini!" Fani pergi menuju lemarinya.

"Ha?" tanya Reyn.

"Tapi kamu liat kejutannya jangan kaget!" ucap Fani.

Saat Fani membawa testpack Reyn bingung ada apa dengan testpack tersebut.

"Apa ini? Ini dua garis me.. rah?" Reyn bingung.

"Ish! Telmi banget idoy dasar!" kesal Fani dari tapi Reyn tidak mudeng-mudeng.

"Ya aku tau arti dua garis merah itu hamil, Maksudnya ini punya siapa?" tanya Reyn.

"Ya punya aku," jawab Fani ketus.

"Ha, jadi kamu hamil. Alhamdulillah," ucap Reyn sangat senang. Reyn langsung memeluk tubuh Fani dan mencium perut Fani. Lalu memotret testpack tersebut.

"Tapi ini testpack waktu kapan?" tanya Reyn.

"Udah lama dari sebelum kamu pergi ke Harvard aku coba tes!" jawab Fani sangat bahagia, sebab Reyn menerima bayi ini.

"Sekali lagi makasih." ucap Reyn.

"Sama-sama," ucap Fani.

Setelah acara bahagia sekarang Fani harus menerima kenyataan Ayahnya sakit dan kini Fani pergi ke rumah sakit bersama Reyn.

"Fani akhirnya kamu datang, kita semua cariin kamu? Kamu kemana aja Fani?" tanya Mamahnya Fani. Mamah Fani terlihat sembab sekali, dia Kurang tidur stres pula.

"Maaf Mah, Fani mau ketemu Ayah dulu nanti Fani jelaskan!" ucap Fani langsung masuk keruangan Ayahnya, Ayahnya sudah di penuhi alat-alat rumah sakit, Ayahnya terkena serangan jantung. Sekarang Ayahnya sedang koma.

My Ketos Is My EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang