00. Prologue - Serendipity

416 26 8
                                    

Im Kia, sepupunya Hira.

Cuma itu informasi yang gue daoet dari cewek yang enggak sengaja bawain gue makanan dari prasmanan pas acara resepsinya Hira sama Jungkook. Sebenarnya dia bawa dua, satunya lagi buat temannya. Tapi karena temannya punya urgent, makanan yang dia bawa akhirnya gue yang makan. Dari situ, gue kenalan sama Kia.

Enggak tahu kenapa juga ya, gue jadi penasaran banget ama cewek ini. Biasanya gue bukan orang yang sangat intuitif. Gue selalu mengutamakan logika daripada hati gue. Perkenalan tadi itu jadi kayak sebuah kebetulan, yang memang pas banget momentnya di gue.

Masa, gue lagi males ngantri, terus tiba-tiba ada cewek yang bawain nasi buat temennya, ternyata temennya yang dibawain nasi pulang, akhirnya tu nasi buat gue. Terus kita kenalan lewat itu. Aneh, kan? Aneh tapi beneran kejadian.

Terlepas dari gue yang sedikit demi sedikit belajar untuk move on dan merelakan—semoga rasa penasaran gue jadi buah manis di masa depan.

.
.
.

"Ibu Im, bagaimana kabarnya ibu?"

"Baik dok, jangan bosen sama saya ya,"

"Ya masa bosen sih bu, kalo bosen saya pindah ke divisi lain deh hahaha,"

Hari Senin biasanya ngantri tuh pasien di rumah sakit. Jadwal praktek gue cuma dari jam sepuluh pagi sampai jam sua siang, setelah itu ada dokter lain yang gantiin dan shift gue dimulai lagi pada pukul enam sore sampai sepuluh malam. Iya, capek banget emang.

Nah Ibu Im ini pasien penderita peradangan sendi. Kalo ke rumah sakit paling check up aja, dan paling sering ketemu gue. Gue dan Ibu Im kadang berbagi cerita di sela konsultasi. Jadi gue dan Ibu Im udah sohib banget lah, istilahnya. Beliau juga sering minta saran obat dan remedy agar mengurangi rasa sakitnya. Ya maklum, penyakit ini yang paling rawan bagi kebanyakan orang tua.

"Hari ini ibu sendiri kesini? Seperti biasa?" Tanya gue sambil pengen ngecek tensinya Ibu Im.

"Engga dok, sama anak saya," katanya.

"Anaknya? Wuih, rajin yaa," kata gue.

Ibu Im mengangguk senang, "Iya dok, tapi saya kadang suka khawatir sama dia,"

"Khawatir kenapa, bu?" Gue memasang manset dari alat tensimeter digital punya rumah sakit.

Ibu Im mulai rileks, lalu mengambil nafas panjang, "Saya udah tua, dia belum juga nikah dok. Kerjaa mulu. Padahal saya takut kalau saya gak ada duluan, gimana?"

Aduh si Ibu. Pembicaraannya berat juga, nih. Setelah tekanan darahnya diketahui, langsung gue catat di rekam medis Ibu Im.

"Hmmm emang anaknya umur berapa, bu? Perempuan apa laki-laki?"

"Perempuan, umur dua enam, dok—"

"Bu?"

Yang dibicarain masuk ke ruangan gue tuh, kayaknya. Tapi gue belum lihat orangnya karena masih harus nyatet buat catetan gue sendiri. Gue emang tergolong masih dokter baru, jadi gue masih harus belajar.

"Kalau lututnya masih sakit saya kasih antiradang yang biasa lagi yah, sama vitaminnya diminum ibu biar enggak capek," kata gue. "Tensinya normal yah," lanjut gue sambil nyatet resep obat yang harus dibawa ke apotek.

"Loh..."

Loh?

Gue mendongak. Sedikit kaget karena ini kesekian kalinya gue merasa, ini kebetulan yang aneh.

"Ohalah, jadi Pak Dokternya Mas Yoongi!" Serunya.

"Eh.... Hahaha, ketemu lagi," kata gue, awkward.

Iya, Ibu Im ini adalah ibunya Im Kia. Yang pertama kali gue temuin di acara resepsinya Hira sama Jungkook.

"Lho, kenal kalian?" Tanya Ibu Im.

Perempuan itu ngangguk, "Ketemu pas nikahannya Hira, bu. Dia kakak tingkatnya Jungkook sama Hira," kata Kia.

Ohalah.. jadi selama ini gue ngobatin budhenya Hira, toh. Gak pernah tau gue soal ini. Tuh, kan. Kebetulan lagi.

"Lho? Iya?" Kata Ibu Im enggak percaya. "Ibu kok galiat Dokter, ya?" Tanyanya.

"Enggak keliatan bu, saya kan kecil. Mojok pula," kata gue bercanda.

Dengan sedikit candaan, Ibu Im mengakhiri konsultasinya dan di ujung jam jadwal praktek jadi bikin gue mikir.

Untuk sebuah kebetulan, ritmenya terlalu bagus.

Jadi gue gatau apakah ini beneran kebetulan,

Atau emang seharusnya begini?

.
.
.

WAKTUNYA ABANG KAMI BERJAYAA!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAKTUNYA ABANG KAMI BERJAYAA!!!

HALO! aku balik lagi dengan sequel dari ffku sebelumnya, STATUS!
Cerita ini berfokus pada jalan cerita Min Yoongi dan diceritakan dari sudut pandang Yoongi, ya. Juga gak sepanjang STATUS karena pengennya pendek aja biar cepet jadi (gasabar)
Perlu diingat ini mengandung mature content ya—UNTUK KATA-KATA KASAR DAN KALIMAT GAK BAIK. Jadi mohon kebijaksanaan dalam membaca, ya. Yang dibawah umur... Coba tunggu sampai 17 tahun dulu awkwkwk.

Thank you! Happy Reading!
See u ✨💜

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang