01. Find

169 27 11
                                    

"Bre? Anak gue dah jalan masa, lucu banget anjrit,"

"Hm,"

"Dia umurnya baru 13 bulan si, ih jadi kangen deh,"

"Hmm.."

Suara itu adalah suara teman SMA gue, namanya Kim Seokjin. Saat ini gue sedang menatap laptop, sambil merhatiin hasil evaluasi rapat dokter tadi siang soal pasien korban kecelakaan yang tadi siang dioperasi karena ada luka dalam akibat sobekan dari kaca mobil sama pendarahan ringan di otak. Gue gak masuk tim operasi, cuma emang penasaran aja soal evaluasinya.

"Woy,"

"Apasi?" Kata gue.

"Gue lagi ngomong, anak gue udah bisa jalan," kata Seokjin, terdengar kesal.

"Yaudah, bagus dong? Itu artinya anak lo berkembang. Kalo dia gak bisa jalan, baru boleh konsultasi ke dokter anak," kata gue.

Gue denger suara tepokan tangan Seokjin ke dahinya. "Gue lagi bukan konsul, nyet. Gue lagi cerita," katanya.

"Iyaa," gue noleh ke Seokjin, "Gue ikut seneng, ye?" Lanjut gue.

Seokjin meneguk kopi kaleng yang dia beli beberapa saat sebelumnya. Saat ini gue dan dia lagi di cafe rumah sakit. Seokjin itu kepala bagian administrasi di rumah sakit tempat gue kerja, makanya gue sering hangout sama dia kalo lagi free.

"Kabar angin bilang kalau lo abis galau neh," kata Seokjin.

Gue pelototin aja tuh orang. "Terus?"

"Lo ditinggal nikah sama cewek yang lo suka, ckckckck,"sambil mendecak, dia menggelengkan kepala berniat buat ngeledek gue. Bodo amat dah dia tau dari mana, gue juga udah males mikirinnya.

"Bro, gue berempati sama lo," katanya. "Lo beneran butuh seseorang,"

Sengenes itu gue? Ngenes yang paling ngenes sampe gue dinasehatin sama seorang Kim Seokjin, yang pembawaannya nyeleneh dan bercanda mulu dihadapan gue?

"Kalo ada juga udah gue nikahin," kata gue santai.

Seokjin nyolek bahu gue, "Banyak tau orang admin yang naksir sama lo," kata Seokjin.

"Bodo ah,"

"Nah itu," nadanya dibuat buat hingga terdengar menjengkelkan di telinga gue, "Gitu, gitu sikap lo yang bikin pada ogah deket sama lo," katanya.

"Lo tau nama lo siapa sekarang? Nambah bre. Min Yoongi si sadboy,"

"Gue perhatiin lo bacot banget ya?"

"Emang, kayak baru kenal aja lo,"

Terus gue harus peduli apa? Kalo gue gak tertarik ya gue gabakal gubris. Kalau kalian mau tau, sejak SMA, gue sering dibilang cowok jahat karena terlalu cuek dan jarang ngerespon cewek, kecuali yang bener-bener gue suka. Gak percaya? Tanya Seokjin.

Seokjin itu kayak udah ahli banget soal gue. Kalau lo mau tau tentang gue, bisa tanya ke Seokjin. Kayaknya manusia di bumi ini yang tau segala tetek bengek masalah kehidupan gue cuma dia.

"Gi,"

"Apaan?"

"Lo mau bereproduksi ga si? Punya keturunan yang nerusin lo?"

Gue geplak palanya pake berkas hardcopy evaluasi punya gue, "Hilang akal lo nanya gitu? Yang bener aja lo," kata gue.

"Ya gue kan jadi mempertanyakan lo gitu," kata Seokjin.

Jangan ikutin Seokjin ya. Kalo nanya yang beradab dikit. Mau punya anak ga? Ya jelas pengen lah gila. Gue sendiri terus selama ini bukan berarti gue pengen sendirian selamanya. Gue juga mau pamer anak kali kaya dia pamer anak ke gue.

"Well," Seokjin berdiri dari duduknya, "Gue tunggu kabar selanjutnya deh. Bye, gue mau ke kantor lagi,"

Serah lo dah. Gue juga mau pulang, mau belanja bahan makanan. Gue langsung memberesi laptop dan langsung cabut ke parkiran mobil.

.

I'll go with hope that i will see you again.

.

Thank you n happy reading!See u!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thank you n happy reading!
See u!

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang