Matanya terbuka sempurna saat cahaya matahari telah menembus jendela.
Bukan, bukan yoongi yang pertama kali dia lihat. Namun secarik kertas dan suara deringan telfon. Tepat jam 10 pagi. Dia tidak merasa memasang alarm jam 10. Ah, mungkin yoongi yang sengaja membanggunkan ji yeong.
Sepertinya aku masih ingin bersamamu tapi aku ada acara mendadak.
Tolong berikan pesan jika sudah bangun
Tersayang
Min YoongiJi yeong tersenyum. Dia bahkan tidak bisa lagi mengungkapkan rasa cintanya pada yoongi. Bukan karena dia tidak lagi cinta. Namun karena saking cintanya. Mengingat hal semalam yang mereka lakukan terus membuatnya tidak bisa tidak tersenyum.
Dia laki laki yang luar biasa.
Ji yeong masih duduk di kasur dengan selimut di kakinya. Tangannya terus berkutik dengan ponsel.
Bunda
Kapan kau akan pulang?
Tiket menuju indonesia belum aku cari, bun
Apa lagi yang kau lakukan disana?
Jika tidak ada kau bisa pulang besokTapi tdk bisa
Oh iya, hasan kemarin datang bersama adik laki lakinya
Dia semakin tampan ya?Adik laki lakinya?
Bukan
Hasan lahOh, biasa saja, bun
Dia masih samaAish, dia itu berbeda
Sudah baik sopan lagi
Dia juga bawa martabak manis kesukaan bunda
✔✔
Bahkan yoongi bisa memberikan bunda mobil dan rumah yang besar!! Martabak manis saja bisa di beliya sekalian dengan penjual dan gerobaknya.Iya
Ya sudah kamu pulang ya s egera?
Mau apa jika aku pulang?
Saaa, umurmu itu sudah cukup untuk menikah
Lalu?
Menikahlah
Dengan siapa?
Kau sudah punya pacar?
Memangnya jika sudah mau diapakan?
Kenalkan ke kita, atau kau menikah saja dengan hasan
Bunda aneh aneh saja
Nanti aku kenalkan
Lgian dia orang korea
Memangnya bunda bisa?Apa kau bilang?
Tidak
Orang indonesia saja sudah susah kenapa harus orang korea?
KAMU SEDANG MEMBACA
Realita - Yoongi (END)
RomanceKita gak bisa terus berhalu ria. Juga harus bisa melihat realita. Tapi kalau realita sudah dipandang dan halu itu kenyataan? Mungkin itu bonusnya Mode : Revisi Rate : 17+ jika hidup adalah tentang berharap, Min Yoongi akan tetap berharap pada tuhan...