Menjadi diam bukan berarti tidak peduli, kata diam bukan berarti mengabaikan tidak selamanya diam itu mengabaikan semua hal yang terjadi di depan mataSuara lonceng bergemirincing menyambut indra pendengaran Hyunjin dia yang tengah terduduk dengan ponsel yang terus di lihat nya, selanjutnya Menolehkan kepala kearah pintu utama cafe tempat favorit nya. Hanya melihat orang orang yang berlalu lalang berjalan masuk dan keluar cafe, Kemudian kembali fokus pada ponsel memainkan game kesukaan nya.
Jari yang terus bermain itu terhenti begitu saja----sebuah tangan yang di sodorkan disana, Kepalanya menoleh memandang Kenie yang berdiri dengan tangan yang ia sodorkan kearah Hyunjin kemudian tersenyum.
"Hai---" sapa nya.
Sedetik selanjutnya semuanya terhenti, Deg! Degukan jantung yang mulai tak setabil datang seisi tubuh nya kaku haruskah dia membalas senyuman itu? Saling berpandangan tapi kemudian tersadar Hyunjin hanya bersikap biasa saja, Awalnya Kenie rasa Hyunjin akan senang jika dia datang ke tempat cafe kesukaan Hyunjin, Tapi semua itu gugur seketika ia melihat Hyunjin yang kembali tak mempedulikan sapaan tangan miliknya.
"ck!"
Hyunjin yang mendengar decikan itu menoleh kearah Kenie yang sudah berjalan menjauh mendekat kearah kasir dimana ia akan memesan sesuatu.
Bodoh kenapa ia abaikan sapaan Kenie tadi, kemudian mengerutuk kesal.
Netranya masih saja melihat Kenie yang duduk dengan Bang Ali yang di depan nya, mereka sangat dekat? Bagaimana bisa? Hyunjin mengerutkan dahinya.
"Jin!" panggil Bang Ali.
Hyunjin menoleh menandakan ada apa. Selanjutnya hanya lambayan tangan yang ia dapatkan dari Bang Ali menyuruhnya mendekat. Hyunjin berdiri mendekat wajah ia tak pedulikan dengan sekitaran.
Deg! Jantung kembali berdegug setelah ia mendekat kearah dimana Bang Ali Dan Kenie berada, Hyunjin yang dapat melihat gadis itu memutarkan bola matanya malas.
"Lo bisa anterin dia ke toko buku gak?"
"Hah?" Kenie yang awalnya diam saja melotok dengan ucapan Bang Ali barusan begitu pula dengan Hyunjin.
"Dia mau beli novel, soalnya abang gak bisa ante----"
"Abang?!"
"Maksud gue, Abang nya dia gak bisa ngaterin! Haha serius banget muka lo jin! Abangnya dia temen gue!ck! Udah sana sana"
Hyunjin sih ayo ayo aja siapa yang gak mau berduaan bersama orang yang di sukai selama ini.
"Semangat" bisik Bang Ali.
Berboncengan berdua dengan Kenie ini adalah bentuk sebuah kata pertama kali dalam hidup nya, ia ingin terus seperti ini selamanya hanya saja Hyunjin masih belum berani, Sepanjang jalan hanya terdengar bisikan suara mesin dari motor meleka hanya berdiam tak mengobrol, Kenie yang gangsi jika dia yang ngomong pertama kali dan Hyunjin yang takut Kenie tak ingin mengobrol dengan nya.
Hyunjin menatap malas gedung di hadapan nya, berbeda dengan Kenie yang berbinar binar saking senang nya. Hyunjin menghela napas panjang mengikut berjalan mendekat kearah gedung itu memandang sesisi ruangan yang penuh dengan buku buku seperti novel, komik, buku ujian, atau semacamnya.
Berjalan di belakang Kenie yang sudah mengambil satu demi satu buku yang ish Hyunjin tak mengerti apa yang di sukai nya dalam buku tebal itu semacam itu.
Hyunjin memilih duduk aja di bangku yang ada disana sembari memandang Kenie yang senang membaca judul judul novel itu. Sahabat cinta ku, Musuh tapi menikah, Boy Friend material, atau selebihnya Hyunjin sempat membacanya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are STAY|| StrayKids 00l
FanfictionWe Are STAY sebuah band yang di bentuk oleh keempat pria sejak SMP sampai sekarang SMA Hwang Hyunjin Han Jisung Lee Felix Kim Seungmin Rasa adalah sebuah anugerah yang tidak bisa di kendalikan oleh siapa pun, Manusia hanya bisa menikmati nya sa...