2.6

188 22 9
                                    

Berada di titik terendah dalam hidup, untuk yang kedua kalinya. Itulah yang Wonwoo alami saat ini. Dari pada menghabiskan waktu untuk melihat kedua orang tuanya yang dirundung pilu, akibat putra bungsu mereka yang kini berada di ambang antara hidup dan mati, Wonwoo lebih memilih untuk kembali menyibukkan diri di perusahaan. Keadaan Jungkook belum juga membaik. Ini adalah hari ketiga pasca adiknya kecelakaan, dan pemuda itu masih belum sadarkan diri.

Wonwoo meringis, lengan kanannya terangkat untuk memijat pelipisnya yang sedari tadi berdenyut. Kepalanya terasa hampir pecah, setelah menerima banyak panggilan dari berbagai perwakilan petinggi perusahaan dari beberapa cabang Jeon inc,. yang tidak lebih berisi keluhan dan kabar tidak menyenangkan mengenai kondisi perusahaan. Terlebih setelah sosok yang tiga hari lalu menghubunginya ketika Wonwoo berada di rumah sakit. Dirinya masih tidak habis pikir, apa yang sebenarnya diinginkan oleh seorang Wen Junhui? Bukankah kekayaan dan kekuasaan pria itu sudah lebih dari cukup untuk sekedar mendapatkan perhatian dari banyak gadis lain yang setara dengan dirinya? Jika tau semua akan begini, Wonwoo akan memilih untuk menolak mentah-mentah perjodohan gila antara dirinya dengan Soora. Lagi pula, jika Junhui memang menginginkan Soora, kenapa gadis itu bisa sampai pergi meninggalkannya? Bukankah itu sudah cukup membuktikan bahwa tabiat pria itu tidaklah baik? Terlebih ketika Wonwoo mengingat beberapa foto yang dikirimkan pria brengsek itu. Foto yang menunjukkan perlakuannya kepada gadis yang dulu dicintai Wonwoo.

Ah rasanya Wonwoo benar-benar hampir gila. Tangisan ibunya terasa masih menggema di kedua lorong telinganya. Tangisan menyedihkan yang selalu menyebut nama adiknya. Kalau Wonwoo boleh egois, sebenarnya dia sangat iri. Dia cemburu akan bagaimana perbedaan sikap kedua orang tuanya yang lebih menyayangi dan mendahulukan Jungkook dalam hal apapun. Tetapi jauh di lubuk hatinya, dia juga begitu sedih melihat keadaan adiknya yang kini terbaring lemah di rumah sakit. Wonwoo hanya seorang kakak laki-laki yang tentu menyimpan rasa sayang yang begitu besar kepada adiknya. Tidak perduli bagaimana perbedaan kasih sayang yang diberikan kedua orang tuanya, dia sama sekali tidak membenci Jungkook. Dia hanya, tidak mengerti kenapa jalan cerita hidupnya serumit ini. Wonwoo hanya ingin menjalani hidup dengan normal, selayaknya orang diluar sana. Bekerja dengan fokus, memiliki keluarga yang hangat, kekasih yang memang merupakan pilihan hatinya. Bukan seperti ini, Wonwoo diharuskan baik-baik saja dalam kondisi apapun. Bahkan ketika kebahagiaannya perlahan mulai sirna.

Wonwoo tersentak ketika pintu ruangannya terbuka. Soora masuk dengan membawa sebuah tas tangan berisi sekotak bekal. "Ah, maaf mengejutkanmu Wonwoo-ya."

"Tidak apa-apa. Ada perlu apa kau kemari? Kenapa tidak menghubungiku dulu?" tanya Wonwoo berbasa-basi.

Soora tersenyum lembut, kedua tangan gadis itu dengan telaten mengeluarkan kotak bekal yang dibawanya tadi kemudian menyusunnya tepat di atas sebuah meja di sisi ruangan. "Ponselmu pasti dalam keadaan silent ya? Kebiasaan sekali, aku sudah menghubungimu sejak tadi." balas Soora diakhiri dengan tawa renyah tanpa menoleh ke arah Wonwoo.

Wonwoo menaikkan sebelah alisnya, kebiasaan sekali, seolah Soora memang masih ingat mengenai dirinya. Dengan cepat, Wonwoo meraih ponselnya yang berada di ujung meja. Dia melihat beberapa panggilan tidak terjawab dan sebuah pesan dari Soora yang mengatakan bahwa gadis itu akan datang ke kantornya.

"Maaf, aku sangat sibuk. Tidak sempat mengecek ponsel." balas Wonwoo. Bohong. Sebenarnya ia tau, hanya saja Wonwoo tidak ingin menerima panggilan dari gadis itu. Ia pikir dengan mengabaikannya, akan membuat Soora mengurungkan niatnya untuk datang, tapi ternyata tidak.

Soora tersenyum, kini dirinya sudah berdiri di hadapan Wonwoo. "Tidak apa. Sekarang makanlah, aku membuatkan makanan kesukaanmu."

Mau tidak mau, Wonwoo membalas senyuman gadis itu. "Terimakasih banyak."

SEE《On Hold》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang