Aksi 1 - Mirip Burung Puyuh

20.7K 2.4K 102
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

DARI BERBAGAI aneka mimpi dalam kepala, Oceana teramat ingin punya rumah yang terpisah dari orang tua. Hal-hal menyangkut romantik untuk Oceana selalu menjadi musuh. Secara sederhana, dia tidak menyukai kemesraan orang tuanya. Jangan sebut Oceana aneh. Pertama, mereka cenderung tidak tahu tempat. Kedua, dari kecil sang Mami bertindak cukup beda dari Ibu kebanyakan.

Ambil satu contoh ketika tidur. Musnahkan pemikiran tentang dongeng atau nyanyian anak-anak bermelodi lembut, Oceana telah terbiasa dengan Groove is in the Heart-nya Deee-Lite. Your groove, I do deeply dig. No walls, only the bridge, my supperdish. My succotash wish. Lihat? Sampai sekarang Oceana selalu ingat penggalan liriknya ditambah tarian aneh dari sang Mami!

Tinggal terpisah dengan orang tua artinya segala tetek-bengek kehidupan harus dirawat sendiri. Sedangkan Oceana selalu suka hidup serba dilayani. Ada Mbok Minah, seorang asisten rumah tangga, yang tidak pernah mengeluh atas tingkahnya yang seenak jidat meski sudah bertahun-tahun. Hal itu tentu kontradiktif dan menghambat mimpi Oceana. Belum lagi respons maminya yang jauh dari kata setuju.

"Kalau Jesslyn yang minta begitu, Mami nggak heran. Tapi kamu? Buat nyalain kompor selalu gagal. Alasannya keram. Disuruh ambil gula, yang dapet malah garam. Udah deh, jangan sok buat jadi perempuan mandiri. Aneh banget. Di sini tersedia yang serba enak malah minta jadi sengsara."

Namun, secara sekejap papinya membantah tepat di hari ulang tahun ke-25. Mimpi pisah rumah itu terkabul. Oceana bisa menyombongkan pada maminya bahwa dia tidak perlu sengsara sebab Mbok Minah dipindahkan ke rumah baru. Meski akhirnya, Oceana musti sepakat untuk menyisakan satu dari tujuh hari untuk bermalam di rumah lama. Oceana tidak menjadikan itu masalah selama mami dan papinya lebih tahu tempat.

Seperti sekarang. Baru saja membuka pintu, kening Oceana sudah mengerut sekaligus waspada. Rumah mau bagaimana pun ketatnya penjagaan, yang namanya maling pasti punya trik agar sukses masuk ke rumah. Tipikal licik. Sayangnya, Oceana masih bersudi untuk kasih pelajaran.

"Kamu siapa? Maling ya?" Selain cerdas, pandai bersolek, seharusnya wanita juga punya keahlian bela diri yang kuat. Judo pilihan Oceana sejak SMA. Jadi untuk banting-membanting, bukanlah perkara besar untuk Oceana. "Udah berapa banyak harta rumah ini yang kamu curi? Bilang! Biar saya bikin kamu babak belur!"

Gerakan maju Oceana terhenti saat lelaki itu tersenyum sambil berkedip ... manja. Tunggu, emangnya maling jaman sekarang mukanya pada mulus-mulus, ya? "Kayaknya efek globalisasi bikin bidadari jadi lebih ganas."

Pop the QuestionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang