Aksi 17 - Nggak Cuma Kamu

5.7K 1.2K 244
                                    

Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛

Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.

Selamat baca!

Selamat baca!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

OCEANA SUDAH menetapkan dalam otaknya bahwa aksi makan bersama Obelix sekarang adalah biasa saja. Tidak lebih. Jadi, selama perjalanan, Oceana hampir diam menyerupai patung. Jangan salahkan dirinya, Obelix saja tidak ada inisiatif bicara. Masa Oceana yang harus memulai?

Lagipula, angin malam di atas motor itu berisik banget. Kalau mau mengobrol jatuhnya harus saling berteriak. Kesannya seperti orang primitif. Belum lagi bakal nyambung atau tidak. Kadang ada saja kasus di mana pertanyaannya soal letak universitas atau tempat kerja, malah dibalas, cuma iya-iya.

Sampai di lampu merah, Oceana terkejut oleh sentuhan tangan Obelix ke lutut kanannya. Disusul suara berat itu yang teredam helm. "Na, kakinya sakit nggak?"

Oceana membuka bagian kaca helm-nya. "Nggak sih."

"Oh, baguslah," kata Obelix. "Aku pikir kamu gimana-gimana. Nggak pernah naik motor kan?"

"Hm...."

"Na?" Ketika mendapat dehaman Oceana sebagai respons, Obelix melanjutkan, "Aku punya pilihan alternatifnya."

"Soal?"

"Ada deh." Tidak lama, Obelix kembali mengejutkan Oceana. Kali ini tarikan tangan. Refleks, Oceana menarik tangannya dan berhasil. Makan malam bareng dan satu motor begini, sudah termasuknya jauh. Oceana tidak mau membuka portal izin lebih lagi sehingga Obelix bisa seenaknya menjangkau hal-hal yang sebenarnya dilarang. "Pelit amat, Na."

"Biarin!"

Dan lima belas detik selanjutnya, lampu kembali hijau. Motor Obelix kembali melaju seperti kendaraan-kendaraan lain. Sampai beberapa menit ke depan, Oceana bisa merasakan laju cepat motor Obelix menurun untuk berbelok, kemudian mati. Sudah sampai.

Ada benda baru yang Oceana benci selain kompor, yakni helm. Asli, ribetnya kebangetan. Mengapa harus ada tali kalau penutup bagian atasnya saja sudah keras? Agar tidak mudah jatuh? Tidak efektif. Oceana bisa menjaga helm-nya tetap di kepala meskipun tanpa tali.

Oceana turun duluan dari motor selagi Obelix menaruh helm ke spion—dan tunggu—mengenakan masker? Saat lelaki itu menoleh padanya, Oceana melengos ke kanan. "Aku lupa soal ini," kata Obelix menghampiri Oceana. "Buat urusan pasang-lepas tali helm kamu masih remedial ya, Na?"

Pop the QuestionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang