Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛
Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.
Selamat baca!
*****
(Flashback masa kecil)
OCEANA MENGUMPULKAN bekas-bekas kemasan chikinya jadi satu untuk segera dibuang tempat sampah. Kata papinya, menjaga kebersihan itu penting. Membuang sampah di sembarang tempat sama saja menanamkan racun. Bumi juga seperti manusia, dia perlu makan dan dirawat. Makannya dengan cara menanam banyak pohon, sedangkan perawatannya bisa berupa mencegah adanya racun—alias sampah.
"Lix," ucap Oceana selepas duduk kembali. "Bisa nggak, sih, kamu makannya satu-satu? Tiga menu dihabisin sekaligus. Emangnya perut kamu nggak bakal meledak?"
Obelix dengan banyak noda saus di bibir, pun membalas, "Kamu pikir perutku itu balon?"
"Bukannya, iya?"
"Ana...."
"Lix, apa bedanya perut kamu sama balon, sih?" Meski raut wajah Obelix sudah cemberut, Oceana terkekeh. "Nggak ada, tau. Kalian sama-sama besar dan buncit."
"Tapi enggak sampe meledak!"
Oceana ini heran banget sama Obelix. Setiap hari selalu saja bawa aneka permen. Kemarin, permen susu yang bentuknya bubuk. Rasanya terlalu manis, Oceana tidak menyukainya. Berbanding terbalik dengan Obelix yang sekali makan dua, dalam waktu cepat mirip cerobong asap hingga belepotan.
Ketika Oceana merengut jijik karena ketidakrapian tersebut, Obelix cuma menjawab santai begini: "Na, kata Mamaku, kalau hidup cuma mikirin kata orang, nggak bakal enak. Ini kan hidup kita, jadi kita sendiri yang rajanya deh."
Dalam hati, Oceana selalu memikirkan, apakah permen-permen tersebut tidak jadi malapetaka? Maksudnya, bisa saja bikin sakit gigi, kan? Atau lebih parahnya buat gigi jadi bosok dan berlubang. Kesehatan gigi itu penting karena bisa jadi poin lebih untuk senyum.
Tetapi, Oceana tidak menemukan keanehan pada gigi Obelix. Gigi Obelix masih rapi, tidak ada yang mirip gawang bola. Apalagi kalau senyum, pipi Obelix mengembang besar dengan beberapa bagian seperti dicucuk burung kenari. Alias lesung pipi.
Dan sekarang, Obelix malah membawa permen cokelat yang menyerupai koin. Kemasannya berwarna kuning keemasan. Jumlahnya ada lima dan semuanya diletakkan di meja. Ketika Oceana mengambilnya satu, Obelix mendadak mendelik. Padahal lelaki gembul itu tadinya sedang sibuk menghabiskan sosis jumbonya.
"Itu punyaku," kata Obelix. "Jangan kamu ambil. Kalau pegang doang, boleh."
"Aku cuma ambil satu tetep nggak boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pop the Question
RomantizmR: 16+ (Terdapat beberapa umpatan kasar dan adegan ciuman) PART LENGKAP ✓ #1 BADASS LOVE SERIES *** Memiliki paras menawan, tubuh indah, serta daya pikat yang kuat, menjadi alasan Oceana Listya untuk bangga pada dirinya sendiri. Siapa bilang cuma l...