R: 16+ (Terdapat beberapa umpatan kasar dan adegan ciuman)
PART LENGKAP ✓
#1 BADASS LOVE SERIES
***
Memiliki paras menawan, tubuh indah, serta daya pikat yang kuat, menjadi alasan Oceana Listya untuk bangga pada dirinya sendiri. Siapa bilang cuma l...
Sebelum baca, jangan lupa buat tinggalkan jejak berupa vote dan komentar kalian di sini. Share juga ke media sosial atau teman-teman kamu agar Oceana bisa dikenal lebih banyak orang💛
Kamu juga bisa follow akun Wattpad atau Instagramku (sephturnus) supaya nggak ketinggalan naskah lainku nantinya hehe.
Selamat baca!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
OCEANA ANTI dengan yang namanya tidak jadi juara kelas. Tidak harus peringkat satu, minimalnya dia masuk tiga besar. Di bawah peringkat tiga, artinya dia bodoh dan tidak pantas untuk menyandang nama Narawangsa. Bukan sejenis paksaan orang tua karena papi maminya pun tidak pernah melakukan itu padanya. Malah Oceana teringat satu kemarahan maminya ketika dia lupa menyuapkan makanan ke mulut karena terlalu asik menghapal rumus matematika.
"Emangnya dengan belajar terus bisa bikin perut kamu kenyang? Ya enggaklah, Maemunah! Waktunya makan ya makan. Belajar ya belajar. Jangan waktunya makan tetep aja belajar. Kamu bisa stres, terus jadi sakit, ujian-ujian yang lain bakal nggak dapat nilai dan akhirnya kamu gagal buat pertahanin juara kelas. Kamu mau begitu?"
Mami Windha kalau urusan nyablak dan frontal sudah seperti pakarnya. Tidak perlu diragukan lagi. Papinya pun pernah bilang ke Oceana, terapkan saja prinsip diam itu emas kalau Mami marah. Ya ... cuma mendengar, tidak boleh mengeluarkan satu katapun sebelum diperintahkan. Melanggar? Sama saja menyerahkan diri untuk diomelin lebih lanjut. Karena papinya adalah pawangnya Mami, tanpa pikir panjang Oceana akhirnya mengikuti saran itu.
Namun, yang namanya manusia selalu saja punya sifat yang tidak mau dikalahkan. Termasuk Oceana. Jesslyn bisa saja unggul untuk masalah diam dan patuh, tetapi jangan harap prestasi pun ikut-ikutan. Gila saja, Oceana tidak sepecundang itu. Meski sejujurnya, satu poin unggul yang lain berpihak pada Jesslyn untuk hal ketelitian. Bentuk kontradiksi dari dirinya yang ceroboh.
Tolong bedakan mana yang benaran kalah dan mana yang sengaja mengalah!
Oceana tidak tahu harus bereaksi bagaimana ketika fakta mengejutkan ini datang. Untuk ukuran perempuan yang punya pemikiran matang seperti Jesslyn, rasanya aneh jika berpacaran dengan pria seperti Ramon.
Memacari penggoda dan suka main mata? Demi Tuhan, ini sama saja dengan membiarkan perasaan dimainkan sesuka hati. Perkara hubungan romantik yang super menyebalkan!
Kalau begini, jangan salahkan Oceana yang berpikiran kalau dunia hiburan malah bikin kemampuan otak adiknya menurun! Jadikan Jesslyn sebagai buktinya.
Oceana hanya berharap semua bakal berakhir baik. Kalaupun tidak, mungkin beberapa serangan untuk Ramon lebih dari sebelumnya—itupun boleh, deh.
Mami Papinya belum pulang sampai sekarang, mungkin karena terlalu asik berkencan di malam Minggu. Jesslyn pun tidak ada karena diboyong sang Buaya najis tralala-trilili. Di rumah utama hanya ada dirinya dan Mbok Uli. Namun, itu bukanlah sebuah masalah. Terkadang seseorang perlu yang namanya me time—sendirian dan hanya ditemani ketenangan. Sehingga tidak lama, Oceana terlelap berujung bangun karena sesuatu menyebalkan.