[0]

4.4K 297 4
                                    

"Jeno jangan nakal ya. Jangan pilih-pilih temen, jangan pilih-pilih makanan. mama sayang kamu."

"Iya." Jeno, anak 6 tahun itu hanya menjawab singkat meskipun ibunya telah berpesan panjang lebar.

Taeyong memberikan kecupan terakhir di pipi putra semata wayangnya sebelum pergi. Ia sedikit tak rela. Tapi mau bagaimana lagi. Setelah mengantar Jeno ke TK barunya, ia juga harus kembali ke kantor.

"Nanti sore mama jemput ya. Inget yang mama bilang? Nurut sama bu guru."

Jeno lagi-lagi hanya mengangguk sebagai responnya.

Taeyong mendesah pasrah. "Haduh. bisa punya temen ga ya anakku?" batinnya.

Saat berjalan meninggalkan TK, Taeyong berpapasan dengan seorang pria cantik yang menuntun seorang bocah laki-laki cerewet. Kalau Taeyong tebak, mereka adalah pasangan ibu dan anak. Seperti dirinya dan Jeno. Dan benar saja, tak lama kemudian ia mendengar panggilan "bunda" dari sang anak.

"Bunda ga mau Jaemin mukul temen lagi kayak kemaren. Jaemin nakal lagi, bunda bakar koleksi kartu kamu."

"Jangan bunda~ Jaemin janji ga bakal nakal. Beneran deh. Jangan dibakar ya bunda kartunya Jaemin."

Taeyong tersenyum kecil, tanpa sadar ia malah berhenti berjalan dan mengamati interaksi ibu dan anak itu. Kalau saja Jenonya seresponsif anak itu, pasti jadi lebih ramai di rumah.

Ah, tapi Jeno tetap yang paling menggemaskan. Taeyong menepis rasa irinya pada anak orang lain. Bagaimana pun anaknya adalah anugerah terindah yang telah Tuhan titipkan untuknya.

"Doain mama ya Jeno. Semoga kerja mama di kantor baru ini bisa ngehasilin banyak uang buat beli makanan kesukaan Jeno."

.
.
.

"Pak Jaehyun, sekretaris barunya mulai kerja hari ini."

"Oh ya? Kamu udah kasih semua list kerjaan ke dia kan?"

"Udah pak. Tadi dia udah dateng pagi-pagi pak, tapi izin keluar sebentar buat nganter anaknya ke sekolah."

"Udah punya anak? Katanya single?"

Jaehyun tahu dari selentingan yang beredar di antara para bawahannya. Ia memang sudah mendengar sedikit tentang sekretaris baru itu, tapi ya hanya sebatas itu. Namanya saja ia tidak tahu. Padahal bagian HRD sudah memberikan profil lengkap sekretaris barunya kemarin, tapi ia abaikan karena ia tak terlalu peduli.

"Iya pak, emang single. Single parent."

"Ooh, ya udah. Saya sih ga masalah selama kerjanya bagus."

Tidak lama setelah obrolan antara dua pria di dalam ruangan itu selesai, si karyawan baru yang dibicarakan datang. Sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, ia memberi salam dengan sopan.

"Selamat pagi, pak. Maaf saya keluar sebentar dulu tadi. Saya Lee Taeyong, sekretaris baru bapak."

Jaehyun tertegun. Sosok Lee Taeyong ini sangat tidak asing baginya.

"Taeyong?"

"....Mas Jaehyun?"

"Astaga!"

.
.
.

Bersambung

.
.
.

Tes ombak dulu..

Bukan cerita baru karena ini remake dari ceritaku di akun yang satu lagi dengan tokoh lain, di sana udah lumayan jauh, kalo ga mau spoiler jangan baca yg di sana 😬

Ini yg kemaren kutanya soal siapa peran orang ketiga di antara jaeyong. Tadinya mau dijadiin Rose atau Naeun, tapi karena di cerita aslinya pake uke jadi ya ga jadi mereka, biar ga susah ngeditnya 😁

Gimana apakah perlu dilanjut?

In Between [JaeYong version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang