Jaehyun mendatangi Ten pagi-pagi. Dengan telaten laki-laki itu menyuapi Ten sarapannya. Ten mengulum senyum setiap kali selesai mengunyah.
"Mas..."
"Hm?"
"Kangen~"
"Nanti ya kalo kamu pulang, mas obatin kangennya."
Ten terkekeh. Suaminya mengerti saja maksudnya.
"Mas, Jaemin gimana?"
"Anteng kok. Paling kalo lagi inget kamu, ngambeknya kambuh. Untung aja ada Taeyong sama Jeno."
"Iya, untung ya..." Ten kembali diam saat lagi-lagi Jaehyun menyuapinya makanan.
"Mas, perasaanku doang apa emang mas pucet?"
"Perasaan kamu aja."
"Mas kalo capek jangan maksain diri ya? Kalo mas sakit juga, kasian Jaemin."
"Iya..."
"Nanti aku telepon Taeyong deh, biar lebih merhatiin mas lagi."
"Iyaaa, istriku sayang." Jaehyun mempertemukan hidungnya dengan hidung Ten, lalu menggeseknya pelan dengan gemas.
Tapi selagi menunjukkan kemesraan itu, diam-diam Jaehyun merasa bersalah. Sesungguhnya tanpa Ten minta pun, ia telah meminta perhatian "lebih" dari Taeyong.
.
.
.Taeyong, Jeno dan Jaemin sedang duduk bersama di ruang keluarga. Mereka menonton film horor pilihan Jaemin dengan TV besar yang ada di ruang itu. Entah bagaimana awalnya, Jaemin bisa begitu menggemari film horor. Ia bahkan tak ada takut-takutnya dengan hantu yang muncul. Paling hanya berjengit sedikit saat adegan jumpscare ditampilkan.
Lain Jaemin, lain lagi Jeno. Anak yang biasanya jarang menunjukkan ekspresi itu, tiba-tiba menjadi ekspresif setiap kali hantu muncul. Ia akan menutup wajah, teriak-teriak, lalu bersembunyi di balik ketiak Taeyong. Tapi karena penasaran, saat hantunya hilang, ia akan menonton lagi.
Sementara itu sang ibu juga sama penakutnya. Taeyong jadi malu karena refleks marah-marah setiap kali hantu muncul. Jaemin beberapa kali meledeknya karena terlonjak hanya karena kejutan kecil muncul di sepanjang film.
Hujan deras yang mengguyur di luar juga menambah seram suasana. Ketiga anak-beranak itu semakin merapatkan duduk mereka tatkala tiba adegan puncak film. Musik pengiring membuat suasana semakin tegang. Tepat disaat hantu akan muncul, suara ketukan di pintu mengagetkan mereka semua. Ketiganya refleks berteriak dengan heboh.
"Siapa sih? Bikin kaget aja!" gerutu Jaemin lalu lanjut menonton lagi.
"Paling papah kamu baru pulang kerja."
Taeyong bangkit berdiri untuk membukakan pintu. Ia lupa tadi telah mengunci pintu dan tidak mencabut kuncinya. Pasti Jaehyun jadi tak bisa buka kunci dari luar karena itu. Ketukan kembali terdengar, sepertinya yang di luar sudah tak sabar.
"Sebentar mas..." Taeyong meraih kunci lalu memutarnya. Saat pintu dibuka betapa terkejutnya ia karena tubuh Jaehyun langsung menubruknya. Kalau ia tak siap, mungkin mereka sudah jatuh bertindihan di lantai.
"Mas..."
"Pusing Yong..." Ucap Jaehyun lirih. Tubuhnya lemas sehingga mau tak mau ia bersandar sepenuhnya pada Taeyong. Posisi mereka saat ini seperti orang yang tengah berpelukan.
"Mas sakit?" Tanya Taeyong masih belum merubah posisi. Ia bingung bagaimana membawa Jaehyun ke dalam dengan keadaan begini. Tak ada jawaban dari Jaehyun membuat Taeyong semakin khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...