[7]

1.2K 147 62
                                    

Jaehyun, Ten, dan anak-anak kembali ke rumah setelah membeli makan malam mereka. Sengaja mereka hanya membeli tanpa langsung makan karena menurut Jaehyun, Ten masih harus banyak beristirahat. Tapi betapa terkejutnya mereka saat tiba di rumah sudah ada tamu yang datang.

"Bapak, ibu, mbak? Kok bisa ada di sini?" Tanya Jaehyun masih dalam keterkejutan.

"Kamu ini keterlaluan Jae, menantu bapak sakit kamu ga bilang-bilang sama sekali. Untung aja ibumu liat SW Ten hari ini. Jadi tau dia baru abis dirawat."

Jaehyun melirik Ten yang menggumamkan maaf. Sebelumnya mereka memang sudah sepakat untuk tidak memberi tahu orang lain perihal sakitnya Ten, selain orang tua Ten sendiri.

"Heh, udah ngobrolnya kalo udah di dalem aja, pak. Ten juga masih harus istirahat kan?" Ibu Jaehyun menengahi. Ten mengangguk lalu tersenyum pada ibu mertuanya. Jaehyun dengan sigap membuka kunci pintu.

Jaehyun membiarkan semua orang masuk terlebih dulu hingga tersisa ia dan kakak perempuannya. Ia menahan lengan wanita yang berusia lebih tua darinya itu. "Mbak, bapak sama ibu mau ke sini kok ga bilang-bilang dulu?"

Kakak Jaehyun memutar matanya. "Mereka kesel karena kamu ga bilang-bilang Ten dirawat, jadi mereka ga mau bilang-bilang juga pas mau ke sini."

"Kenapa ga ditahan sih mbak, bapak sama ibunya?"

"Kamu ini...orang tua dateng kok ga seneng?"

"Bukan gitu, mbak. Ten kan baru sembuh, aku juga sebenernya lagi ga enak badan. Takutnya bapak dan ibu malah jadi ga keurus kalo ke sini."

"Ya makanya aku ikut, Jae. Kita ga lama kok, cuma nginep semalem besok sore udah pesen tiket buat pulang. Ibu sama bapak cuma mau nengok menantu sama cucunya."

Jaehyun menghela napas pasrah. Ia tak akan pernah menang berdebat dengan kakaknya. Tapi masih ada satu hal yang ia khawatirkan dari kedatangan kedua orang tuanya yang tiba-tiba. Yaitu keberadaan Taeyong di rumah ini.

.
.
.

"Loh? Kamu kan..."

Yang ditakutkan Jaehyun benar terjadi. Taeyong pulang ke rumah tepat di saat orang tua dan kakaknya berbincang-bincang di ruang tamu. Dari pertanyaan ayahnya, ia yakin Taeyong masih dikenali ayahnya sebagai mantan pacarnya dulu.

"P-Pak, ini temen kantorku." Sambar Jaehyun dari belakang Ten.

"Iya... Dia juga ibunya Jeno, temennya Jaemin. Jadi bisa dibilang dia juga temenku, sesama ibu-ibu di TK." Timpal Ten dengan senyum di wajahnya. "Dia loh pak, yang jaga anak-anak selagi aku dirawat. Baik banget kan Taeyong ini?"

"Dia tinggal di rumah ini?" Tanya Ayah Jaehyun dengan raut serius.

"Iya, pak. Biar gampang ngawasin anak-anak. Mas Jaehyun juga jadi ada yang ngurusin."

Taeyong terdiam di tempatnya dengan wajah menunduk, tatapan tajam ayah Jaehyun padanya membuatnya ciut. Suasana hening ini terasa menyesakkan bagi Taeyong dan Jaehyun.

"Eeh...ibu bawa hasil kebun loh. Belum dibongkar ya, nanti kesekep lama-lama bisa busuk. Irene ayo bantu ibu." Ibu Jaehyun mengalihkan pembicaraan dan mengajak anak perempuannya. Ten secara otomatis mengikuti ibu mertuanya ke dapur setelah meletakkan minuman di meja.

Kini hanya tersisa Taeyong, Jaehyun dan ayahnya di ruang tamu.

"Kamu, ikut saya." Pinta ayah Jaehyun pada Taeyong.

Taeyong menatap Jaehyun meminta pertolongan sebelum mengikuti ayah Jaehyun ke teras depan.

Sampai di teras, ayah Jaehyun bertanya tanpa basa-basi. "Ngapain kamu di sini? Mau ganggu rumah tangga anak saya?!"

In Between [JaeYong version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang