Taeyong terpaksa makan siang bersama dengan atasannya karena pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan. Baru hari pertama saja, rasanya Taeyong sudah ingin resign. Beban kerjanya cukup banyak ditambah dengan sosok atasannya yang ternyata begitu dikenalnya. Ya, di masa lalu.
"Kamu ga berubah ya? Masih suka makan." Celetuk Jaehyun di tengah kunyahannya.
Untuk sesaat Taeyong berhenti menyuap dari rice boxnya. Kenapa harus hal itu yang Jaehyun ingat darinya?
"Makanan itu rezeki, Pak. Ya harus disukain." Jawab Taeyong netral. Ia memutuskan untuk menanggalkan panggilan "Mas" yang biasanya melekat pada nama Jaehyun. Sekarang Jaehyun adalah atasannya, sudah sepantasnya ia panggil "Pak".
"Iya, iya. Kamu yang ngajarin saya buat ga ninggalin sebutir pun nasi di piring. Sampe sekarang masih saya lakuin loh."
"Pak tolong makan aja, jangan ngobrol, kerjaan kita masih banyak."
Taeyong bukannya berniat tidak sopan. Tapi kalau Jaehyun terus-terusan membuka kenangan tentang masa lalu, bisa-bisa ia terbawa perasaan lagi. Ia tidak mau perasaan yang telah ia kubur dalam-dalam mencuat lagi ke permukaan.
"Saya udah selesai. Saya lanjut kerjaan saya ya pak?"
Jaehyun tidak mengelak atau menegur Taeyong. Sejujurnya ia hanya ingin mengajak ngobrol Taeyong untuk sekedar mengetahui kabar Taeyong selama ini tanpa harus bertanya to the point. Bagaimanapun Taeyong pernah menjadi bagian dari masa lalunya yang indah. Masa iya, ia tidak menunjukkan kepedulian sama sekali?
"Taeyong." Panggil Jaehyun pada Taeyong yang sudah kembali duduk di kursinya.
"Iya, Pak?"
"Kamu single? Mingyu kemana?"
Satu pertanyaan dari Jaehyun meruntuhkan pertahanan Taeyong. Jangan paksa ia bercerita tentang pria itu atau ia akan berakhir menangis semalaman.
"Maaf pak, saya ke toilet dulu."
.
.
.Pagi ini Taeyong kembali mengantar Jeno ke TK. Memang sudah menjadi rutinitasnya begitu. Kemarin ia telah diberitahu oleh guru TK Jeno bahwa Jeno adalah anak yang baik dan tidak banyak ulah di kelas. Taeyong cukup lega mendengarnya. Hanya saja ia sedikit kepikiran karena Jeno belum berbaur juga dengan teman sekelasnya meskipun sudah bersekolah 3 hari.
"Mungkin butuh waktu seminggu." Monolog Taeyong seraya melepas kepergian Jeno masuk ke bangunan TK. Saat berbalik badan, Taeyong berpapasan lagi dengan ibu dan anak yang dilihatnya di hari pertama.
Kali ini sang ibu tersenyum padanya. "Bunda, anaknya murid baru ya?" tanya ramah sang ibu. Taeyong agak terkejut karena dari penampilannya orang ini terlihat judes, tapi suaranya ternyata sangat lembut.
"I-iya. Anak saya baru pindah ke sini 3 hari yang lalu."
Sang ibu tersenyum lagi lalu mengulurkan tangannya. "Salam kenal ya bunda. Saya Ten, bundanya Jaemin. Jaemin, ayo kasih salam juga."
"Salam kenal tante. Nama aku Jaemin."
Ibu dan anak yang ramah, batin Taeyong. Ia pun balas memperkenalkan diri.
"Bunda nama anaknya siapa?"
"Eh? Anak saya Jeno."
"Oh! Jeno yang anak baru ya? Aku sekelas sama Jeno, bunda." Tanggap si anak dengan antusias.
"Oh ya? Kamu udah temenan dong sama Jeno?" tanya Ten pada putranya.
"Belum sih. Jaemin udah ajak Jeno main, tapi Jenonya diem aja di belakang kelas. Jaemin jadi takut deketin dia. Dia juga tinggi bunda. Jaemin takut dipukul."
![](https://img.wattpad.com/cover/233637683-288-k106652.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...