Saat terbangun, Taeyong merasakan perasaan yang asing. Kamar ini... "Ah iya, rumah Jaehyun."
Taeyong bergegas turun dari tempat tidur, di sampingnya Jeno masih tertidur lelap. Beruntung tampaknya Jeno betah tinggal di rumah Jaehyun. Semalam hampir saja ia mau tidur bersama Jaehyun dan Ten karena diajak Jaemin. Untungnya bisa ia bujuk agar tak mengganggu istirahat tuan rumah.
Setelah menyelesaikan urusan di kamar mandi, Taeyong menghampiri dapur rumah itu. Sudah ada Ten yang sedang memasak. Wanginya harum.
"Kak, ada yang bisa aku bantu ga?"
"Oh, Taeyong. Gimana tidurnya? Betah ga?"
"Betah banget. Ini aja tadi males bangun." Jawab Taeyong sambil meregangkan badan.
Taeyong dan Ten memang terbilang akrab karena beberapa kali bertemu di TK. Mereka juga pernah berkumpul bersama ibu-ibu lainnya di akhir pekan. Sekarang Taeyong sudah tak canggung lagi memanggil Ten dengan sebutan "kak" dan sudah tak ada kata "saya" lagi di antara mereka.
"Kalo masih ngantuk mah tidur lagi aja, Yong. Berangkat kantornya juga masih lama kan?"
Taeyong lupa. Ia masih harus berangkat ke kantor. Karena bukan tidur di rumahnya, ia jadi merasa sedang liburan. Ia melirik jam di dinding.
"Aku berangkat setengah jam lagi kak. Maaf ya, ga bisa bantuin. Nanti malem aku bantu masak deh, janji."
Setelah itu Taeyong kabur dari depan Ten dengan sedikit tergesa. Ten hanya tertawa saja melihat tingkah Taeyong.
Setelah memandikan Jeno dan memakaikan pakaian anak itu, Taeyong bersiap untuk dirinya sendiri. Mengganti pakaian, menyisir rambut dan sedikit merias wajah agar tidak pucat dan kusam. Setelah semua selesai, ia keluar kamar bersama Jeno.
Di ruang makan sudah ada Jaehyun yang tampaknya baru bangun, terlihat dari rambutnya yang masih berantakan. Laki-laki itu tengah menuang kopi ke cangkirnya.
Ten sudah hampir selesai menata sarapan di meja makan. Sekarang ia sedang membangunkan Jaemin."Loh Taeyong, udah mau berangkat aja? Sarapan dulu!" Tegur Ten melihat Taeyong sedang memakaikan sepatu Jeno. Jaemin dalam gendongannya menggeliat, tampak masih mengantuk.
"Aku harus ke kantor dulu kak, absen, baru nganterin Jeno."
"Terus Jenonya dibiarin ga sarapan dulu? Ih tega kamu, Yong."
"Aku biasa beli sarapan di jalan, kak."
Ten berdecak. "Udah! Jenonya biarin berangkat sama Jaemin nanti. Kamu ga usah mikirin absen kantor dulu. Berangkat bareng Mas Jaehyun. Sekarang sarapan. Di rumah ini ga boleh ada yang pergi keluar sebelum sarapan."
Taeyong ciut kalau sudah Ten yang bicara. Jaehyun mengulum senyum. Taeyong yang keras kepala saja bisa tunduk pada Ten.
.
.
."Pak, nanti boleh nitip Jeno sama Kak Ten dulu ga ya? Pulang sekolah Jeno ikut mereka lagi gitu."
Taeyong bukannya minta izin pada Ten malah minta izin pada Jaehyun. Alasannya karena ia masih takut habis diceramahi oleh Ten tadi.
"Kamu tega bangunin Jeno setiap pagi begitu? Ngajak berangkat belum sarapan. Ngerasain macet ke kantor. Aku tau kamu terpaksa, tapi sekarang kan kamu bisa minta bantuan. Aku sama Jaemin juga mau ke sekolah."
"Ke Ten aja manggil "kak", ke saya jangan panggil "pak" dong kesannya saya pedofil, nikahin kakak-kakak."
Taeyong memutar mata malas karena Jaehyun menjawab di luar topik.
"Mas?" Panggil Taeyong dengan gemas.
"Haha, iya boleh, nanti saya bilang Ten. Emangnya kamu mau ke mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
In Between [JaeYong version]
FanfictionJaehyun kira ia telah berdamai dengan masa lalu. Nyatanya saat "dia" kembali, hatinya kembali goyah. . . . . JaeYong & JaeTen, bxb, mpreg, age switch, plot receh ala sinetron indo**ar, local setting, bahasa baku-nonbaku, the world of the married ver...