[15]

1.1K 136 43
                                        

"Ma, Jaemin kapan pulangnya sih? Jeno kesepian di rumah ga ada Jaemin."

Taeyong cukup terkejut mendapati anaknya mengeluh kesepian. Biasanya anak itu tidak pernah mengeluh meski sering ditinggal oleh Taeyong.

"Kangen ya, Jen?" Tanya Taeyong sambil mengusap rambut Jeno yang mulai panjang.

"Hu-um... Ketemu sebentar doang di sekolah kalo istirahat."

Jeno dan Jaemin baru sebulan ini menapaki kelas 1 SD dan sayangnya mereka tidak sekelas seperti saat di TK.

"Jaemin masih mau sama bunda dan neneknya. Jadi Jeno sabar ya, mama yakin Jaemin juga kangen Jeno. Nanti kalo kangennya udah ga tahan Jaemin pasti pulang."

Jeno mengangguk saja. Ia juga tidak bisa berbuat banyak karena ia pun takut pada neneknya Jaemin. Nenek Jaemin membenci mamanya. Jeno tidak suka.

"Eh itu jemputan kamu udah dateng. Tasnya dipake."

"Iya ma, Jeno berangkat ya. Dedek, kakak sekolah dulu ya?" Jeno sempat-sempatnya berbicara pada perut Taeyong dan itu menimbulkan senyum di wajah yang lebih tua.

"Iya kakak, belajar yang pinter ya..." Jawab Taeyong menirukan suara anak kecil.

Jaehyun baru muncul saat Jeno sudah pergi bersama jemputan. "Jeno udah berangkat?"

"Udah mas, jemputannya udah dateng."

"Haduh... Kelamaan ya aku siap-siapnya? Padahal kan mau pamitan dulu sama Jeno sebelum pergi."

"Emang mau kemana mas?"

"Eh? Aku belum bilang ya? Ya ampun, maaf, Yong, mas lupa. Mas mau nganter Ten. Hari ini dia berangkat ke Singapore."

"Oooh... Buat operasi itu ya mas?"

"Iya, nanti abis rapat pagi mas langsung izin. Pesawatnya berangkat sore, tapi mas mau bantu siap-siap dulu di rumahnya. Kamu gapapa kan mas tinggal dua hari?"

"Gapapa mas..."

"Yong?"

"Hm?"

"Beneran gapapa?"

Taeyong mengernyit heran saat Jaehyun meraih pipinya. "Aku gapapa mas."

"Bukan, maksud mas, kamu sehat?"

Taeyong mengangguk.

"Muka kamu pucet begini. Tadi ga muntah-muntah kan?"

Taeyong menatap Jaehyun yang balas menatapnya. Iya tidak bisa lagi mengatakan dirinya baik-baik saja. Sesungguhnya fisik dan batinnya sedang lelah saat ini.

"Jangan bikin mas khawatir buat ninggalin kamu."

"Ayo mas sarapan, nanti telat ke kantor."

Tetapi menghindar adalah pilihannya.

.
.
.

"Tega si Jaehyun ninggalin kamu lagi."

Taeyong menghembuskan napas pasrah mendengar celetukan Johnny. "Mau gimana lagi bang. Resiko jadi istri kedua..."

"Ya, tapi kamu kan lagi hamil. Ditinggalin kerjaan di kantor, ditinggalin kerjaan di rumah."

"Kan ada bang Johnny?"

"Eiii, sekarang udah ga canggung nih manfaatin bang Johnny? Dulu aja sok ga enakan."

"Bang Johnny katanya mau jadi abang aku. Ikhlas dong kalo dimintain tolong apa aja?"

"Iya deh, iya...bumil mah jangan dilawan, nanti durhaka. Udah ah, mau balik kerja dulu, sebelum dimintain yang aneh-aneh sama bumil."

Taeyong terkekeh karena perkataan Johnny. Memang ya Johnny itu dari dulu selalu bisa menaikkan mood-nya. Ia bersyukur Johnny tidak mengubah sikapnya bahkan setelah mengetahui ia menikah dengan Jaehyun. Malah jadi semakin baik, seperti kakak kandung. Seseorang yang tak pernah Taeyong miliki sebelumnya.

In Between [JaeYong version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang