"Taeyong belum nelfon juga?" tanya Jaemin kepada Haechan yang asik menonton tv.
"belom" jawab Haechan yang pandangannya masih kearah tv.
"jadi kita pulang hari ini?" tanya Jeno yang baru selesai mandi.
"iya, lagi pula Haechan cuman bilang kita izin 3 hari" jawab Renjun.
"gue bisa kok minta izin lagi sama pak Johnny" ucap Haechan.
"yeh itu mah mau lo biar ga sekolah" sahut Jaemin.
"yaudah yuk siap-siap" ucap Jeno yang diangguki ketiga temannya.
Selang beberapa menit, mereka akhirnya selesai membereskan barang-barangnya. Jeno, Jaemin, Renjun dan Haechan pergi keluar kamar dan berjalan keluar hotel.
"bye hotel, bakal kangen gue" ucap Haechan sembari memandangi gedung hotel yang sangat tinggi.
"lebay lo, ayo chan" sahut Renjun.
"libiy li, iyi chin" gumam Haechan dengan mulut yang mengejek Renjun, dia pun langsung berlari mengikuti ketiga temannya yang sudah jauh.
[ 4 BABYSITTER ]
Taeyong pun terbangun, matanya langsung menoleh kesana kemari melihat kesekitar.
Tunggu..
Kenapa ada bau obat? Dimana dia sekarang?
"ah, sudah bangun?" tanya pria bernama Doyoung sembari tersenyum.
"aku dimana?" tanya Taeyong bingung.
"kamu dirumah sakit gara-gara kecelakaan" jelas Doyoung yang diangguki Taeyong.
"ah maaf jadi merepotkanmu" ucap Taeyong.
Doyoung tersenyum, "ga apa-apa, kita sekarang berbicara santai aja ya?" ucapnya yang diangguki Taeyong.
"ngomong-ngomong, kamu ini punya anak ya?" tanya Doyoung tiba-tiba.
Taeyong pun terdiam sejenak, "k-kok kamu tau?" tanyanya dengan wajah terkejut.
"ah, tadi aku nemu foto ini di mobilmu" ucap Doyoung sembari menyodorkan sebuah foto.
Difoto tersebut terdapat dua anak kecil yang tersenyum bahagia, tak lupa juga ada seorang ibu yang ikut bahagia.
Melihat foto itu, Taeyong jadi rindu kedua anaknya. Dan jadi memikirkan cerita yang diceritakan teman-teman Haechan.
"Doyoung, boleh aku bertanya?" tanya Taeyong.
"boleh, mau tanya apa?"
Taeyong mengusap foto tersebut, "kalo anakmu diculik sama orang yang kamu takuti, apa yang bakal kamu lakuin?" tanyanya, matanya langsung menatap kearah Doyoung.
"aku akan minta bantuan, lalu ikut mencarinya. Memangnya kenapa? Ada masalah?" ucap Doyoung.
Taeyong pun terdiam, lalu tiba-tiba dia menceritakan semuanya kepada Doyoung.
"aku bingung, aku juga agak menyesal saat menolak ajakkan mereka" ucap Taeyong, air matanya pun langsung berjatuhan.
Disatu sisi, Taeyong sayang kepada kedua anaknya, dia khawatir sekali mendengar jika kedua anaknya diculik. Tapi disatu sisi Taeyong ini takut, takut menghadapi suami tirinya yang kasar.
Doyoung pun jadi merasa kasihan pada Taeyong, bagaimana pun dia ini sudah Doyoung anggap seperti saudaranya sendiri.
"setelah kamu boleh pulang, gimana kalo aku antar kamu ke Korea?" tanya Doyoung.
"tapi, nanti ngerepotin, sebaiknya jangan" tolak Taeyong.
"hey udah ga apa-apa, ini demi keselamatan anak-anak kamu, Taeyong. Jadi mau ya?" ucap Doyoung meyakinkan Taeyong.
Taeyong pun akhirnya mengangguk.
[ 4 BABYSITTER ]
"jun" panggil Haechan.
"apa sih?" jawab Renjun kesal, karena itu sudah keseratus kalinya Haechan memanggil namanya di pesawat. Padahal Renjun ingin mencoba tidur.
"kalo pesawatnya jatoh kaya kemaren gimana?" tanya Haechan takut.
"ga bakal, udah pengen tidur gua" jawab Renjun yang langsung memejamkan matanya.
Haechan menoleh kesana kemari, tangannya pun menggenggam pegangan kursi dengan keras.
Keringet dingin Haechan tuh.
Sampai akhirnya pesawat mendarat dengan selamat, melihat pesawat yang dia naiki sudah mendarat. Haechan pun bernafas lega dan langsung mengambil barang-barangnya.
"chan, Renjun mana?" tanya Jaemin.
"Renjun? OH DIA! Tadi Renjun tidur terus gue ga bangunin" ucap Haechan sembari tertawa terbahak-bahak.
"parah lo chan" sahut Renjun yang sudah berdiri dibelakang Haechan.
Haechan pun masih tertawa dan menepuk pundak Renjun, "sori ye gue lupa" ucapnya yang masih tertawa.
"pikun lo, udah ayo balik" ucap Renjun yang langsung berjalan keluar bandara yang diikuti ketiga temannya.
Sampai diapartemen, mereka berempat dikagetkan dengan sebuah tulisan yang ada disebuah kertas, kertas tersebut tertempel banyak sekali di pintu apartemen mereka.
"apaan nih? Tagihan?" tanya Haechan sembari membaca satu-satu kertas tersebut.
"eh liat deh, ini jangan-jangan alamat tempat Chenle sama Jisung diculik" ucap Jeno sembari mencopot kertas yang menuliskan alamat disana.
"jika berani, datanglah kesini dan jemput Chenle dan Jisung. Jangan berani-beraninya kalian membawa polisi" baca keempat orang ini.
"wah bakal seru nih, ayo sekarang aja nangkepnya" ucap Haechan yang langsung berlari, tetapi bajunya ditarik oleh Renjun sehingga Haechan tidak bisa pergi.
"besok aja sekalian minta Hyunjin lacak, siapa tau itu alamat boongan" ucap Renjun.
Ketiga temannya pun mengangguk dan langsung masuk kedalam apartemen.
Kebesokkan harinya, mereka berempat sedang bersiap-siap untuk berangkat sekolah.
Tok..tok..tok..
"HAECHAN BUKA PINTU SANA" teriak Renjun yang sibuk membereskan bukunya.
"ogah ah Jaemin aja sana" ucap Haechan yang sedang sibuk makan.
"ga liat gua lagi nyuci piring?" sahut Jaemin kesal.
Jeno pun akhirnya mengalah dan membukakkan pintu.
"eh?" ucap Jeno kaget.
"ini temannya Haechan kan ya?" tanya seorang pria.
Jeno mengangguk, "ini, Lee Taeyong kan?" tanyanya yang diangguki oleh orang tersebut.
TBC
halo semuaa aku update lagi..
Maaf ya partnya sedikit banget hehe..Next? Vote + comment
Luv u💚