Aresha tengah berkutat dengan adonan bersama sang Mama. Untungnya bahan dan peralatan disini memadai, jadi mereka tidak perlu lagi berbelanja.
2 jam sudah, kue yang mereka bikin sudah jadi. Membuat sebuah rainbow cake, pudding, dan cookies.
"Wah! Enak banget Sha" ucap Key mencicipi.
Aresha yang mendengar ucapan Mama tersenyum bahagia.
"PRINCESSS" teriak suara dari atas.
Key dan Aresha terkikik geli.
"Aku ngumpet dulu ya Ma" Aresha pergi kekolong meja makan.
"MAMA LIAT ECA NGGAK?" tanya Gavin.
Key menggeleng. "Kan tadi tidur sama kalian, gimana sih!?"
Aresha dikolong meja berusaha menahan tawanya.
"LO SIH SEGALA IKUT TIDUR" Alka menyalahkan kembarannya, Arvi.
"KOK JADI GUE!?" balas Arvi sengit.
"Ma, Eca kemana" lirih Raffa.
"Aku disini" ucap Aresha.
Mereka mengedarkan pandangannya ke penjuru arah.
"Ma itu suara Eca kan?" tanya Farell.
Key mengangkat bahunya. "Mama mau mandi dulu" lalu pergi meninggalkan anak-anaknya.
"Pasti masih disini ni, Eca nggak bakal keluar rumah. Kalo keluar, pasti Mama panik ini, Mama malah biasa aja" celetuk Rian.
Mereka membenarkan ucapan Rian. Marvelat duduk, kakinya tak sengaja menginjak tangan Aresha.
"ADUH" pekiknya.
"Kan ada suaranya lagi" ucap Alka.
Sedangkan Aresha mencoba keluar dari bawah, tangannya masih terus diinjak Marvel.
Ia mencubit betis Marvel. "Lo apa-apaan sih cubit-cubit gue!" ketus Marvel pada Rian dan Gavin.
"Dih soudzon mulu bocah!" ucap Gavin.
"Au tuh" malas Rian.
Aresha kembali mencubit betis Marvel. Dengan kesal Marvel melihat ke bawah.
"Princess kok disini!?" kaget Marvel.
"LEPAS" terik Aresha.
Pekikan Aresha, membuat ke lima Abangnya ikut jongkok.
"Abang kan nggak megangin kamu"
"INI" Aresha menunjuk tangannya yang sedari tadi diinjak Marvel.
Ia keluar dari bawah meja dengan kesal. "Sakit tau nggak!?" sinis Aresha.
"Ya maaf, lagian kamu ngapain disitu"
"Niat awalnya mau ngumpet, tapi diinjek. Dan itu diluar ekspetasi" keluh Aresha, lalu mendudukan dirinya pada kursi.
Mereka terkekeh melihat Aresha. "Lain kali jangan ngumpet ya" ucap Arvi mengacak pelan rambut Aresha.
Aresha hanya mengangguk malas.
"Besok mau jalan-jalan nggak Dek?" tanya Raffa.
"Kemana?"
"Terserah kamu"
"Emang kalian nggak ada kuliah atau kerja gitu?" tanya Aresha.
Mereka menjawab serempak. "Ada"
"Yaudah nunggu libur aja" ucap Aresha.
"Abang kan bos nya, jadi bebas mau ke kantor kapan pun" ucap Raffa.
"Papa sama Papi juga donatur besar dikampus, jadi bisa bebas juga deh" cemgir Rian.
Aresha mendengus sebal. "Kalian besok pada kuliah sama kerja aja napa. Nanti jalan-jalannya kalo libur" ucap Aresha.
"Besok jalan-jalan, lusa Abang kerja. Janji" ucap Alka.
"Nah bagus tuh ide Bang Al"
"Oke"
"Sekarang udah sore, kalian mandi ya" titah Aresha.
Mereka mengangguk. Lalu meninggalkan Aresha.
Aresha yang melihat beberapa asisten rumah tangga itu lalu menghampiri mereka.
"Non mau sesuatu?" tanyanya sopan.
"Aresha aja bi" jawab Aresha nggak enak.
"Tapi nggak sopan non, pasti nanti dimarahi Tuan dan Nyonya" ucap dari salah satu mereka.
Aresha tersenyum memaklumi. Ia mengambil sebuah toples berisi kue, dan piring yang terisi potongan rainbow cake yang ia bikin tadi bersama Mamanya.
"Aku ke kamar dulu ya. Ini untuk kalian, semoga suka. Kalo butuh sesuatu langsung panggil aja" pesan Aresha.
"Makasih non" ucap mereka.
Aresha mengangkat kedua jempolnya.
"Non Resha baik ya, nggak kayak keponakannya Nyonya Key"
"Iya. Non Resha tadi bilang kalo butuh sesuatu panggil aja, harusnya kan kita yang bilang gitu"
"Non Resha udah ngalamin hidup susah, jadi tau rasanya dan bagaimana mestinya"
"Hei udah udah, kok jadi ngomongin non Resha. Buru masak" ucap asisten rumah tangga yang baru datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brothers (Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Teen FictionAresha, gadis penjual bunga yang suka membuat kue. Keramahan dan kesederhanaanya cukup dikenal banyak orang. Ia tak memiliki keluarga, saat Ibu angkatnya meninggal 10 tahun lalu karena sakit. Sampai suatu hari, seseorang menyuliknya dan membawa Ar...