Farell dan Gavin sampai di minimarket, mereka menaiki motor agar cepat sampai.
"Mana sih tempat pembalut?!" tanya Farell kesal.
"Cari lah. Bego lo" balas Gavin.
"Lo aja" titah Farell.
"Kok lo nyuruh gue!?"
"Gue Abang lo kalo lo lupa. Buru cari!"
Dengan malas Gavin menyusuri setiap sudut minimarket.
"Lo nggak ikhlas?" tanya Farell yang mengikuti Gavin dari belakang.
"Nggak gitu Rel" bantah Gavin dengan lemah.
"Lo inget aturan mainnya.
1. Kakak boleh nyuruh adiknya
2. Adik harus menuruti perintah Kakaknya
3. Kakak nggak pernah salah
4. Kalo Kakak salah balik lagi ke nomor 3
5. Adik tidak boleh mengadukan Kakak nya ke siapapun
Dan asal lo tau, itu berlaku dibelakang Mama dan Mami. Paham?" ucap Farell tajam.Gavin bergidik ngeri. "Najis"
"Elah, mana sih pembalut!" kesal Gavin.
"Mbak, pembalut mana sih!?" tanya Gavin kesal saat seorang karyawan melewati mereka.
Farell terkekeh melihat ekspresi kesal adiknya.
"Cari yang merk apa mas?" tanya Mbak nya.
"Gatau, yang biasa dipake sama perempuan aja" celetuk Gavin.
"Memang pembalut ini dibuat untuk perempuan Mas. Ini ada yang sayap dan biasa, nah ini untuk malam ukurannya lebih panjang. Kalo yang ini ukurannya 29 cm" jelas singkat Mbak nya.
"Saya gatau Mbak. Itu buat adik saya, dia nggak bilang yang apa-apa. Terserah Mbak yang mana deh, yang penting adik saya nggak berdarah lagi" ucap Farell panjang.
Mbak karyawan itu menahan senyumnya.
"Saya yang rekomendasiin Mas terima?"
Farell dan Gavin mengangguk bersamaan. "1 sayap, dan 1 yang biasa" Mbak itu memberikan 2 pembalut pada Farell dan Gavin.
"Kok cuma 2 Mbak?" tanya Gavin heran.
"Ya emang Mas nya mau berapa? Ngeborong semuanya?"tanya Mbak itu.
Farell mengangguk. "Boleh juga, nanti kalo minat saya balik lagi kesini buat beli minimarketnya"
Gavin menoyor kepala Farell. "Goblok sih, tapi boleh lah buat stock pembalut Aresha"
Mereka berdua terkekeh. "Mbak, kapan sih dilayaninnya!?" tanya Farell kesal.
"Ah.. Iya. iya"
"Totalnya 35 ribu Mas" ucap Mbak itu.
Farell memberikan uang 100 rb pada Mbak itu lalu melenggang pergi. Mbak itu berteriak memanggil Farell.
"Mas kembalinya"
"Pegang aja, siapa tau saya minat buat beli minimarketnya, anggap itu dp nya" celetuk Farell yang membuat Gavin melongo.
"Goblok nya sampe tulang kaki"
😈
"Adeekk, ini pembalutnya" Farell dan Gavin membuka pintu kamar Aresha. Betapa terkejutnya mereka saat melihat Aresha yang tidur tanpa alas dengan kaki yang ditumpu pada sofa.
"Ca" Farell menepuk pelan pipi Aresha.
Aresha membuka matanya, "Mana?" tanya Aresha pelan.
"Ca? Kamu kenapa?" tanya Gavin khawatir.
"Gapapa" jawab Aresha lemah.
Aresha bangkit dari tidurnya, berjalan perlahan dibantu dengan kedua Kakaknya.
15 menit Aresha keluar dari kamar mandi, setelah mencuci semua celana nya yang tembus.
"Abang? Disini dulu, temenin" pinta Aresha.
Gavin membaringkan Aresha dikasur. "Usap-usap perutnya" pinta Aresha.
Gavin segera mengusap lembut perut adiknya.
"Sakit banget Ca?" tanya Farell.
Aresha mengangguk, menggenggam tanan Farell dan menaruhnya di pipi Aresha. "Sakit Bang" lirih Aresha menitikan air matanya.
"Abang aja yang gantiin, bisa nggak?" tamya Farell, ia sangat tidak tega melihat adiknya kesakitan.
Aresha hanya tersenyum, air matanya terus jatuh. "Aku boleh manja nggak?" tanya Aresha.
"Boleh" jawab Farell dan Gavin bersamaan.
"Panggilin Bang Marvel sama Bang Rian, suruh pijitin kaki aku" rengek lemas Aresha.
Sedangkan Farell ia langsung menelfon dua cunguk itu agar segera pulang.
😵
Hallooo. Maaf baru up.
Aku mau ngucapin makasih sebanyak-banyaknya yang udah baca cerita aku ini. Aku senenggg bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brothers (Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Teen FictionAresha, gadis penjual bunga yang suka membuat kue. Keramahan dan kesederhanaanya cukup dikenal banyak orang. Ia tak memiliki keluarga, saat Ibu angkatnya meninggal 10 tahun lalu karena sakit. Sampai suatu hari, seseorang menyuliknya dan membawa Ar...