Aresha membuka matanya, ruangan serba putih dengan bau obat yang menyeruak. Disini lagi? batin Aresha.
Dokter itu kembali memeriksa Aresha. "Nona? Apa yang Anda rasa? "
"Eca gabisa naik lift" jawabnya pelan.
Dokter itu mengangguk, lalu tersenyum. "Semalam disini tidak apa?"
Aresha menggeleng pelan. "Hanya semalam" pinta dokter itu.
"Yaudah terserah" kesal Aresha.
Dokter itu terkekeh, "Saya keluar dulu sebentar, nanti saya kesini lagi"
.
"Gimana dok?" tanya Dito.
"Nona sudah sadar, tetapi keadaannya masih lemah. Dan Nona sepertinya harus diopname" jelas Dokter.
"Lakukan yang terbaik dok" lirih Bara.
"Baik" Dokter itu kembali masuk ke IGD.
"Suster, lemes" keluh Aresha pada suster, Dokter yang melihatnya kembali menangani Aresha.
Tiba-tiba mata Aresha terpejam lagi.
.
Pintu IGD terbuka lagi, menampilkan Aresha yang memakai selang dihidungnya dengan mata terpejam.
Deja vu. Itu yang mereka rasakan. Kaki mereka bagai jelly, tidak kuat melangkah ketika melihat Areshanya terbaring lemah untuk kedua kalinya.
"Ayah pasien?" tanya Dokter.
"Saya" jawab Bara.
"Mari keruangan saya, ada yang ingin saya bicarakan"
Bara mengikuti langkah dokter itu.
.
Arvi menggenggam tangan adiknya. Tak terasa ia menitihkan air matanya. "Bangun Ca. Bangun"
Key dan Caca yang baru datang langsung menghampiri Aresha. Key memeluk putrinya sambil menangis.
"Kamu Putri Mama, bukan Putri tidur. Jangan seperti ini terus sayang" isak Key.
Caca mengelus punggung Key. "Kakak sabar ya"
Key bersandar dibahu Caca. "Kakak nggak sanggup Ca. Kalo boleh, biar Kakak aja yang gantiin Putri Kakak"
"Kak" pekik Caca saat tubuh Key tiba-tiba tumbang. Dengan sigap Arvi menopang tubuh Mamanya.
"Panggil dokter Al!" titah Rafa.
Arvi membaringkan tubuh Mamanya disofa panjang itu, mencium kening Key.
Dokter memasuki ruangan itu, memeriksa Key. "Nyonya hanya shock. Sebentar lagi akan sadar. Saya permisi dulu"
.
Farell yang mendapat kabar adik perempuannya masuk rumah sakit, lagi. Segera menghampiri Gavin, Marvel dan Rian. Mengajak ketiganya untuk kerumah sakit.
"Rel lo gila! Lo kalo bawa pelan kan bisa!" pekik Gavin.
Farell menghiraukan ucapan adiknya, fokusnya hanya satu Aresha.
10 menit mobil mereka sudah sampai dirumah sakit, berlari mencari ruang Aresha.
Farell mendorong pintu dengan kencang. Membuat semua orang yang berada diruang inap itu tersentak kaget.
Farell menghampiri Aresha, meneliti setiap wajah cantik adiknya. Nafasnya memburu, kepalanya ia tumpu pada perut rata Aresha.
"Bangun" parau Farell.
Bara dan Thomas memasuki ruang inap Aresha dengan pandangan kosong.
"Grandpa ko bisa?" tanya Alka heran.
"Tadi ketemu Bara didepan" jawab Thomas.
"Pa gimana?" tanya Rafa.
Bara memeluk sang istri. Ia menghela nafas sebelum menceritakan apa yang diucap dokter tadi.
Flashback On.
"Nona tidak bisa naik lift Tuan, tadi ia sempat bicara itu kepada saya" Dokter itu memulai pembicaraan.
Bara menghela nafas, lalu mengangguk.
"Saat ia tidak sadar, detak jantungnya normal. Lalu Nona bangun, tapi ia mengeluh lemas. Dan saya periksa kembali, detak jantung Nona sangat lemah, hingga ia kembali tidak sadarkan diri. Mungkin karena kelemasannya, sehingga ia tidak kuat untuk menahannya" jelas Dokter itu.
"Lalu apa yang harus dilakukan dok?" tanya Bara lirih.
Dokter itu menghela nafas. "Berdoa saja Tuan, semoga detak jantung Nona kembali normal. Kami akan berusaha sebaik mungkin. Dan pesan saya, jangan sampai Nona terlalu kelelahan, istirahat yang cukup, dan makannya tetap dijaga"
Bara mengangguk. "Baik, saya permisi dok"
Flashback of.
"Ke luar negeri aja Pa" celetuk Marvel.
Rian menggeleng tegas. "Belum ada perubahan Vel, tunggu beberapa hari dulu kalo Princessnya masih begini, baru keluar negeri buat cari rumah sakit dan dokter yang lebih baik.
Gais aku mohon maaf, aku beneran ngasal tentang semua ini. Maaf maaf banget, aku juga gatau ini terlintas aja gitu.
Maaf yaa kalo aku so tau juga tentang ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brothers (Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Fiksi RemajaAresha, gadis penjual bunga yang suka membuat kue. Keramahan dan kesederhanaanya cukup dikenal banyak orang. Ia tak memiliki keluarga, saat Ibu angkatnya meninggal 10 tahun lalu karena sakit. Sampai suatu hari, seseorang menyuliknya dan membawa Ar...