"Boleh Aresha menjelaskan sedikit?" tanya Aresha ragu.
"Silahkan" ucap Raffa.
Flashback On..
Seorang gadis sedang bermain masak-masak didepan halaman rumah sederhana itu.
"Uhuk.. Uhukkk... Aresha sini Nak" ucap wanita paruh baya yang tubuhnya semakin kurus pada Aresha kecil.
"Iya Ibu" Aresha menghampiri Ibunya.
"Mau mendengar cerita?" tanya Ibunya yang bernama Alea Arana.
"Tapi Ecakan belum mau bobo Bu. Kenapa harus dibacakan cerita?" tanya Eca polos.
Alea terkekeh, ia amat menyayangi keponakannya.
"Ibu itu bukan Ibu kandungnya Eca. Apa Eca marah?"
"Kata Bu Ustadzah, sebagai anak baik Eca nggak boleh marah sama Ibu"
Alea membelai rambut Aresha. "Sayang, Ibu tau kamu belum mengerti. Tapi tolong, kamu harus tetap ingat cerita Ibu ya"
Aresha hanya mengangguk polos. "Kamu itu anaknya Kakak Ibu, Kak Bara dan Kak Key. Mereka dulu nelantarin kamu karena abang-abang kamu sangat rewel saat kecilnya. Mereka jadi kurang peduli sama kamu, terus Ibu bawa kamu. Kamu anak perempuan satu-satunya. Dulu Ibu juga ngerasain sakitnya nggak diperhatiin, dan Ibu nggak mau putri Ibu tersakiti. Mereka sedang mencari kamu. Suatu saat Ibu yakin, kamu pasti ketemu keluarga kandung kamu. Kalo sudah ketemu, kamu harus memaafkan mereka ya. Dan sampaikan maaf Ibu pada mereka. Janji ya sayang?" ucap Ibu menitikkan air matanya.
"Eca akan ingat Bu. Eca juga janji bakal bilangin itu kalo Eca nggak lupa" Ibu dan Aresha terkekeh.
Uhuk.. Uhuk.. Uhuk...
"Eca, Ibu pergi ya. Maafkan Ibu yang sudah memisahkan kalian" ucap Ibu."Ibu nggak boleh pergi, Ibu" Aresha memeluk tubuh kurus Ibunya.
Alea menutup matamya perlahan. "Jadi.. a---anak ba..baik ya Nak. I..ing.. ngat pe-pesan Ibu" ucap Alea terbata. Setelah mengucapkan itu Alea memejamkan matanya.
"IBUUUUUU" tangis anak 7 tahun itu pecah. Ia terus memanggil Ibunya,dan menggoyangkan tubuh Ibunya agar bangun.
Pemakaman sudah dilaksanakan. Banyak tetangga yang ingin mengasuh Aresha, tapi ia menolaknya.
"Eca janji Ibu, akan menjadi anak baik dan memberitahukan maaf Ibu pada keluarga Eca. Eca janji Bu" ucap Aresha lalu tertidur.
Sepi, itulah yang dirasakan Aresha. Rumah sederhana yang dibeli Alea sejak 7 tahun lalu kini terasa kosong. Biasanya, Aresha selalu dipeluk Ibunya saat sebelum tidur. Tapi untuk sekarang dan selamanya tidak.
Aresha tidak pantang menyerah, Ia sudah diajarkan untuk bertahan hidup oleh Ibunya. Ia harus tetap kuat.
Flashback Off..
Mama terisak mendengar cerita putrinya. Putri yang dulu sempat ia terlantarkan, ternyata menelan pahit kehidupan sendirian. Sedangkan disini, keluarga mereka sangat berkecukupan.
"Maafin Mama ya Sha" tangis Mama pecah, lalu memeluk tubuh Aresha.
Aresha membalas pelukan Mamanya. "Gapapa, semua udah berlalu. Penyesalan memang selalu datang terlambat"
"Mami juga mau dong pelukan sama Princess" ucap Mami Caca.
Aresha beranjak dari duduknya, menghampiri Maminya.
"Uluhhh Princess Mami, gemes deh" Mami mencubit gemas pipi Aresha.
"Emang Mami doang yang mau peluk? Papi juga mau dong!" ucap Papi Dito merajuk.
Aresha memeluk Dito.
"Princess? Apa kamu nggak benci Abang? Dulu kamu---emm.. di culik gara-gara Abang" ucap Marvel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Emang kamu mau kalo aku benci kamu?" tanya Aresha cepat.
"NO!" teriak Marvel, Rian, dan Gavin bersamaan.
Aresha terkekeh.
"Boleh abang peluk Princess?" tanya Gavin ragu.
Aresha menaruh telunjuknya didagu. Seolah menimang-nimang pertanyaan Gavin.
Mereka yang di ruangan di buat was-was akan tingkat Princess Aditamanya.
Tak lama Aresha menangguk. Gavin hendak bangkit tetapi baju belakangnya ditarik oleh seseorang.
----Lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brothers (Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Novela JuvenilAresha, gadis penjual bunga yang suka membuat kue. Keramahan dan kesederhanaanya cukup dikenal banyak orang. Ia tak memiliki keluarga, saat Ibu angkatnya meninggal 10 tahun lalu karena sakit. Sampai suatu hari, seseorang menyuliknya dan membawa Ar...