"Long time no see, Edgar" seringai Aresha.
"Eca" lirih seseorang yang tadi masuk kedalam ruangan itu.
Edgar.
Tatapan tajam Aresha membuat semua yang diruangan itu bergidik ngeri.
"Ca! Lo jangan kesetanan anjing!" pekik Vivi.
Edgar menghampiri Aresha yang tangan dan kakinya sedang ditahan oleh parah sahabatnya.
Entahlah, diruangan ini banyak orang tapi mereka tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
Marvel memperhatikan setiap langkah Edgar.
Vivi mendekap tubuh Edgar. "Ca. Kalo lo lupa, dia Edgar. Temen kecil kita, kita sering bareng-bareng. Jangan sampe diri lo dikuasain sama Bang Abdi"
"Vi. banyak hal yang gue benci dari Edgar, dia udah nusuk gue lewat Marvel. Dia ada hubungannya sama Abi, dan dia ninggalin gue saat lo pergi waktu itu" lirih Aresha.
"Ada satu hal yang gue benci dari lo Ca. Lo terlalu milih Abdi! Abdi itu setan, sedangkan lo manusia. Harusnya lo sadar itu!" ucap tegas Edgar.
Tubuh Aresha melemas, diikuti matanya yang terpejam.
"CAAAA!" pekik Daniel.
"Panggil dokter cepet bangsat!" panik Iza.
Nano segera memanggil dokter keluar, ia panik. Benar-benar panik.
Dokter Davian dan Dokter Alendra datang, diikuti beberapa suster.
"Kalian tunggu diluar, biar kami yang menanganinya"Mereka semua menunggu didepan ruangan, dengan raut wajah yang sulit diartikan.
"Maaf, seharusnya kita gausah kesini. Dan saya nggak bicara itu" ucap Age sesal.
"Iya emang. Dari awal saya liat kalian di video call aja udah nggak suka!" ketus Farell.
"Lo santai bro" ucap Nano.
"Tapi kalo nggak sekarang diselesain, mau kapan lagi. Si Abdi udah hampir nguasain tubuh Eca, bisa aja dia dibawa mati" Vivi menatap lurus ruangan Aresha.
"Maksud kamu?" tanya Bara.
"Nanti aja, lagi males ngejelasin. Za, beliin gue air kek, nampar si Eca juga butuh tenaga anjir" umpat Vivi.
Iza dan Yeya segera pergi ke kantin rumah sakit, membeli air untuk yang lain.
"Bang, minum dulu" Age memberikan satu botol minuman ke Edgar.
Edgar menggeleng, lalu tersenyum tipis.
"Ganteng si, tapi jahat. Gimana dong?" celetuk Age.
"Gabawa pasukan kan? Gamungkin juga mau tauran disini? Yakali beraninya sama cewek" ucap Age lagi.
Edgar menghela nafas.
"Ge! Udah sih. Lo kenapa bikin keruh suasana mulu!" ketus Vivi.
Dokter Davian keluar dari ruangan Aresha. "Nona Aresha kelelahan, dan stress" jelas singkat Davian.
"Iya lah. Gimana nggak setres, masa lalu nya nggak kelar-kelar" celetuk Age.
"AGEEEEE!" tegur Daniel, Iza, Nano, Yeya, dan Vivi bersamaan.
Age membalasnya dengan cengiran.
"Boleh kami masuk?" tanya Bara.
"Silahkan, tapi biarkan Nona istirahat"
Mereka semua memasuki ruangan Aresha, para tenaga medis sudah keluar dari sana.
"Bisa tolong jelasin?" ucap Bara memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brothers (Tersedia di Google Playstore/Playbook)
Novela JuvenilAresha, gadis penjual bunga yang suka membuat kue. Keramahan dan kesederhanaanya cukup dikenal banyak orang. Ia tak memiliki keluarga, saat Ibu angkatnya meninggal 10 tahun lalu karena sakit. Sampai suatu hari, seseorang menyuliknya dan membawa Ar...