MASIH SAMA DENGAN KEMARIN, CHAPTER INI MENGANDUNG KEKERASAN, DARAH, KATA-KATA PEDASBDAN LAINNYA, YANG GAK KUAT MUNDUR AJA GAPAPASekian terima kasih atas perhatiannya.
_________________________________________
[ Obelia ]
"Tuan Putri!! Anda tidak apa-apa?!"
Athanasia menggeleng cepat. Buliran keringat membasahi kening mulusnya.
Menenangkan nafasnya yang tersengal-sengal sebab terlalu banyak bergerak.Sekarang Athanasia dan Lilian berada di Istana Garnet, dimana tata barang Istananya masih baik-baik saja beserta penghuni didalamnya. Ya, banyak yang mengungsi kesana. Karena monster kerdil itu tak bisa mengikuti mereka hingga sini. Barrier Istana Garnet sangat menolak keberadaan makhluk berbekal sihir hitam itu.
Melihat Tuan Putri, para Maid lain berkerumun. Mengantar Athanasia ke tempat yang aman nyaman.
"Tuan Putri, silahkan duduk."
Para pelayan membantunya duduk, menyandarkan diri di sofa. Athanasia terus merasa sesak, seperti ada yang menghambat pernafasannya. Membawa bobot berat dalam waktu lama tidak mudah. Membayangkan ada dua janin didalamnya.
Dan kehamilan Athy memasuki saat-saat akhir.
"Aaarghhh..." Athanasia mengerang pelan, terus mengelus perutnya.
"Tuan Putri! Anda kenapa???"
Kesekian kalinya Athanasia menggeleng tak tau.
Jujur, yang ia takutkan detik ini adalah,
Kelahiran prematur.
Athanasia pernah membaca suatu informasi dari perpustakaan kota, ketika ia diam-diam kabur karena jenuh. Bahwa kehamilan kembar rawan lahir sebelum minggu ke-37.
Jangan, jangan sampai.
"Ambilkan air!!"
"Bawa bantal empuk lebih banyak!!"
Para Pelayan ribut kesana-kemari untuk melayani Tuan Putrinya, yang tengah mengalami masa kritis.
Setidaknya Athanasia bisa tenang sekarang, karena mustahil jika Charlotte bisa menembus barrier Garnet.
Athanasia masih menunggu dua maid kesayangannya. Berharap mereka berhasil dan selamat.
Suara gemuruh terdengar dari arah Selatan---tepatnya dimana Seth Hanna berada.
"S-suara apa-apaan itu?"
"Apakah itu sesuatu yang buruk?"
'DRAP, DRAP, DRAP!!'
Suara derap kaki berlari menarik atensi orang-orang di Titik berkumpul Istana Claude. Dan menemukan wanita berkaca mata ngos-ngosan setelah berlari dari asal keributan.
Ia adalah kepala pelayan.
Tangannya terus menunjuk-nunjuk arah Selatan, namun tak berbicara karena masih terengah-engah.
Sampai nafasnya teratur kembali, dan berteriak--
"KORIDOR SELATAN--!! SEMUANYA HANCUR TAK TERSISA!!"
Semua orang terbelalak, terperanjat, membekap mulut mereka yang hampir berteriak. Saling menatap satu sama lain, dengan tatapan tak percaya akan bencana ini.
Panik, menguasai pikiran penghuni Kastil Obelia. Tidak terkecuali sang pewaris tahta.
Pupilnya bergetar. Semburat merah menyebar di pipinya, bukan berarti tersipu melainkan memendam amarah + ingin menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life [Athy×Lucas]
Fiksi PenggemarBagaimana kehidupan pernikahan mereka? Simak kuy. ▪Ini Fanfiction dari Suddenly I Became A Princess ▪ Cerita asli tetap kepada Author terhormat Plutus dan Spoon. Genre : Romance, Comedy, Fantasi, Drama