Lima

4.4K 722 288
                                    

Kafi tak mau berlama-lama di sana karena ada Umar. Ia segera memilih lauknya sendiri. "Berapa Pak?"

"Kamu mau bayar?" tanya Bejo heran karena biasanya Kafi tak pernah mau membayar.

"Apa ini gak perlu di bayar?" Kafi balas bertanya.

"Ya bayar dong," shut Bejo cepat.

"Jadi berapa?"

"Dua puluh ribu saja."

"Ini sepuluh ribu."

"Kan dua puluh ribu habisnya?"

"Yang sepuluh ribu ya ngutang lah," ujar Kafi enteng.

"Mas!" Aisyah merasa tak enak. Bagaimana bisa suaminya bilang hutang begitu mudahnya.

"Sudah ayo pulang!"

"Tapi itu masih kurang bayarnya," protes Aisyah.

"Memangnya kenapa kalau kurang? Aku kan sudah bilang ngutang."

"Tidak bisa begitu, Mas. Kasian Pak Bojo."

"Biar aku saja yang bayarin," sela Umar yang daritadi masih memperhatikan Aisyah. Ia sangat merindukannya.

"Kalau bisa, sekalian bayar hutangku yang lain ke Pak Bejo," balas Kafi terdengar tak suka.

"Mas!" tegur Aisyah.

"Sudah, kamu tidak perlu bayar. ISTRIKU tak suka." Kafi sengaja memperjelas kata 'istri'. Ia memberikan lagi uang sepuluh ribu pada Bejo. "Aku gak punya hutang ya," ucapnya.

"Iya, sering-sering kesini bawa istrimu, Kaf. Biar otakmu waras," balas Bejo tertawa.

Kafi tak menanggapi ucapan Bejo. Ia ingin cepat-cepat membawa Aisyah pergi dari sana. Ia tau jika Aisyah masih memiliki rasa pada Umar dan Kafi tak menyukainya. Apapun yang sudah menjadi miliknya, tak boleh memikirkan pria lain.

"Mas?" Aisyah heran karena sepanjang perjalanan Kafi hanya diam. "Mas kenapa?"

Kafi gantian mendiamkan Aisyah. Sampai di rumah, ia masih diam.

Aisyah yang merasa tak nyaman berusaha untuk mengajak Kafi bicara. "Nasinya mau berapa, Mas?"

Kafi hanya mengambil dua bungkus nasi kucingnya lalu membawanya keluar. Ia memilih makan di teras sendirian.

Aisyah sadar jika Kafi sedang marah padanya. "Apa karena Mas Umar tadi," gumam Aisyah langsung mengucapkan istighfar. Ia tau jika yang dilakukan tadi salah.

Aisyah membawa bungkusan nasi miliknya. Ia keluar ke teras kemudian duduk di samping Kafi yang tengah makan dengan lahap.

Sebenarnya Aisyah ingin meminta maaf pada Kafi namun ia memilih untuk menunda sampai Kafi selesai makan.

"Aku mau tidur di pos ronda," ucap Kafi tiba-tiba.

"Kenapa?" Aisyah menghentikan makannya.

"Aku tidak suka tidur seranjang dengan wanita yang memikirkan pria lain," jawab Kafi terang-terangan. Ia memang bukan tipikal pria yang pintar berbasa-basi.

"Astaghfirullah, tidak Mas. Itu tidak benar."

"Aku belum buta, aku bisa melihatnya tadi."

Aisyah menggeleng. "Ais hanya...." Aisyah bingung, apa yang akan ia jelaskan pada Kafi. Kenyataannya memang ia salah.

Kafi tersenyum kecut. "Gak bisa jelasin?"

"Mas..."

"Cukup, kamu masuk saja! Aku mau pergi."

"Tidak, Mas tidak boleh pergi. Aku tidak mau saat aku tidur nanti, para malaikat melaknatku karena kamu marah padaku, Mas." Aisyah meraih tangan Kafi untuk menghentikan langkahnya.

"Agama kamu bagus, tapi hati kamu masih lemah."

"Karena itu, tolong bantu aku, Mas. Bantu hatiku supaya makin kuat untukmu." Aisyah dengan malu-malu mendekat ke Kafi lalu memeluknya.

Ada yang mengatakan, jika berpelukan itu dapat menenangkan atau menghangatkan perasaan yang tengah bergejolak karena itu Aisyah mencobanya. Lagipula Kafi sudah halal untuknya.

Kafi mengangkat tangannya ingin membalas pelukan Aisyah namun ia urungkan karena terlalu gengsi. Kafi tak mau di anggap lemah juga, lemah hanya karena pelukan. Lalu memaafkan Aisyah dengan mudahnya.

"Mas, apa kamu mau mencoba?" ucap Aisyah pelan.

Sebelah alis Kafi terangkat dan dahinya membentuk kerutan. Ia penasaran dengan maksud dari kata-kata yang Aisyah ucapkan tapi ia masih dengan aksi ngambeknya hingga harus menahan diri untuk tidak bertanya maksud kata-kata Aisyah itu meskipun penasaran setengah mati. Aplagi pikirannya sudah kemana-mana.

"Tapi sepertinya Mas tidak berniat untuk mencobanya." Aisyah melepaskan pelukannya.

"Jangan berbelit-belit apalagi gunakan istilah-istilah. Aku tidak paham," ucap Kafi tak tahan hingga menggagalkan aksi diamnya.

Wajah Aisyah merah padam, ia menunduk malu-malu. Rasanya semua kata yang ingin ia ucapkan tersangkut di tenggorokan, sulit sekali untuk mengucapkannya.

"Mas kita...."

"Alakh lama, ayo ke kamar!" Kafi segera menarik Aisyah masuk menuju kamar mereka.

_______________________

👻👻👻👻🐈🐈🐈🐈 Kira-kira mau ngapain yah.....300vote up lagi.

Para reader yg manis berubah jadi petugas sensus vote 🤣😂😅

AFTER MARRIED (Aisyah &Kafi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang