Enam

4.6K 670 405
                                    

Sesampainya di kamar. Aisyah makin gugup saat Kafi terus memperhatikannya dari atas sampai bawah. "Ada apa, Mas?"

"Kamu kok bisa cantik itu gimana?"

"Ais tidak tau, Mas." Aisyah tersipu walaupun ia tak paham dengan ucapan Kafi barusan. Entah itu pujian atau pertanyaan.

"Ayo katanya tadi bilang mau nyoba, aku mau banget," ucap Kafi bersemangat melupakan acara ngambeknya.

"Sekarang, Mas?"

"Gak, tahun depan aja. Ya sekarang lah, keburu lumutan nanti aku."

"Terus kita harus gimana, Mas?" Aisyah sungguh benar-benar gugup. Jantung serasa berdetak lebih cepat berkali-kali lipat.

"Kita harus manja-manjaan," ucap Kafi senyam-senyum kegirangan. Ia tak sabar ingin segera menerkam Aisyah, namun ia masih mencoba untuk mengontrol dirinya sendiri supaya Aisyah bisa menyesuaikan diri dan tak takut dengannya.

Kafi mulai mendekati Aisyah yang masih diam terlihat gugup dan bingung. "Santai saja, ya."

Kafi meraih telapak tangan Aisyah lalu mengaitkannya diantara sela-sela jari Aisyah. "Rongga jari ini sekarang telah terisi, aku dan kamu terkait satu sama lain. Jadi saat ini kita memang harus saling melengkapi karena kamu sekarang adalah istriku tanggung jawabku, aku tidak akan biarkan orang lain menyakitimu. Menyakiti milikku."

Perlahan Kafi makin mengikis jarak diantara mereka berdua. Ia menundukkan sedikit kepalanya lalu menempelkan bibirnya pada bibir Aisyah.

Tak ada perlawanan seperti dulu saat malam pertama, Kafi mulai menggerakkan bibirnya, mencium lembut Aisyah. Kafi sungguh senang, ia berharap bisa melakukan lebih malam ini.

Kafi makin senang saat Aisyah mulai merespon ciumannya. Perlahan Kafi membaringkan tubuh Aisyah pada tempat tidur.

Mereka saling adu tatap satu sama lain setelah melepaskan ciuman mereka. Kafi bersyukur dalam hati karena saat ini memiliki istri yang sangat cantik seperti Aisyah. Ia berharap Aisyah tidak seperti mantan istrinya yang selingkuh.

"Aku sudah tidak tahan lagi. Apa aku benar-benar sudah boleh melakukannya?"

Aisyah hanya bisa mengangguk sebagai jawaban. Karena hal ini tak mudah baginya. Ia takut, bayangan kelam masa lalunya akan muncul lagi. Tapi ia berusaha untuk melawan ketakutan itu demi suaminya. Karena sebagai istri, itu suatu kewajiban untuknya melayani suami.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Aisyah, Kafi melepaskan jilbab milik Aisyah terlebih dahulu.

"Mas berdoa dulu," pinta Aisyah. Dia tak mau saat berhubungan di ganggu oleh syaitan. Aisyah juga ingin mendapatkan keberkahan tidak hanya menjadi kepuasan semata.

"Bagaimana doanya?" tanya Kafi tak mengerti.

"Allahumma janibnasyaithana wa janibnisyathanamarazaqna”. Aisyah mengajari Kafi.

"Hah apa itu?"

"Doalah, Mas. Ayo baca!"

"Alakh tidak usah, nunggu aku hafal doa itu akan lama. Aku gak bisa. Kita langsung saja, aku sudah tegang ini." Kafi kembali mencium Aisyah supaya tidak protes.

Tak hanya diam, tangan Kafi juga mualai membuka resleting baju yang Aisyah kenakan. Hingga kini menampakkan tubuh bagian atas Aisyah.

Kafi tak tahan berlama-lama, ia ingin segera melakukannya, namun...

"Kaf, Kafi.....woii!!"

Terdengar suara panggilan yang cukup keras dan gedoran pintu yang terdengar kasar hingga mengganggu aktivitas yang akan dilakukannya.

"Siapa itu, Mas?"

"Sudah biarkan saja, kita lanjutkan lagi."

"Kaf...Kafi. keluar!"

Gedoran pintu terdengar makin kasar.

"Mas, buka pintunya dulu. Kali saja ada hal penting." Aisyah mendorong tubuh Kafi supaya bangun dari atas tubuhnya. Lalu ia merapikan pakaian miliknya.

"Mengganggu," gumam Kafi kesal sambil meraih kaosnya dan memakainya kembali.

"Kaf......" ucapan orang itu terpotong ketika pintu itu terbuka dengan kasar.

"Apa?" Kafi membuka pintunya sebelum orang itu benar-benar merobohkan pintu rumahnya.

"Ngapain kamu kemari! Ganggu saja," Kafi kesal saat mendapati Furqon yang menggedor-gedor pintu rumahnya.

"Aku pinjam duit," ucap Furqon nyengir tanpa dosa.

"Kamu pikir aku, bank! Gak punya duit." Kafi kembali menutup pintunya.

"Kaf, tolonglah jangan pelit padaku." Furqon kembali mengetuk-ngetuk pintu.

Kafi mengambil satu ember air ke kamar mandi. Hal itu menarik perhatian Aisyah yang baru keluar kamar. "Buat apa, Mas?" tanya Aisyah heran.

"Ngusir setan," jawab Kafi asal.

Kafi membuka kembali pintunya yang masih di ketuk-ketuk oleh Furqon. Tanpa aba-aba, Kafi langsung menyiram Furqon dengan seember air yang ia bawa.

"Anjir, Kaf...wah sialan kamu!" seru Furqon terkejut.

"Sudah sana pergi kamu!" usir Kafi.

"Awas kamu, Kaf. Aku balas nanti," ucap Furqon kesal lalu pergi.

"Mas, kok kamu gitu sih?!"

"Aku baru saja mengusir setan yang ganggu malam pertama kita. Ayo kita lanjutkan!" ajak Kafi.

"Ih apa sih, Mas." Aisyah mundur selangkah dari Kafi. "Mas belajar dulu doa tadi biar setan gak datang lagi buat gangguin." Aisyah tertawa kecil.

"Lah terus sekarang jadinya bagaimana?"

"Batal," jawab Aisyah singkat lalu masuk kamar.

"Batal?" Kafi mendesah kesal karena malam pertamanya batal. "Ais, jangan gitu dong, Ais sayang. Ais...!" Kafi mengikuti Aisyah ke kamar.

--------------------

--------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

350 vote up ya guys.... 😂🤣👻👻

AFTER MARRIED (Aisyah &Kafi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang