Terima kasih teman-teman yang sudah mengikutiku pindah ke lapak ini.
Akun watty lamaku masih belum bisa kudapatkan kembali. Kena hack😭😭Btw yg mau baca dua kisah flower in love series lainnya bisa ke Dreame.
Ada My Lavender Dream dan Aster in my heart.Singgah juga ke Storial-ku
Ada Keping Takdir dan Makanlah Denganku Hari Ini.Terima kasih.
Btw Wolulikur sudah mau tamat lhoooo.-- 12 --
Kecelakaan.
"Kamu bayangkan betapa sialnya nasib Gardenning muda harus menikahi gadis gila!" Tawa lebar Gordon memenuhi ruangan.
"Menyedihkan sekali," ucap James. Dia tidak bersimpati pada mempelai pria. Tidak.
"Aku melihat wajah Goldyn Gila saat hari pernikahan. Dia lebih mirip monster dibanding seorang mempelai." Mata Gordon bahkan sampai menyipit akibat gelak tawanya. "Kamu bahkan akan memilih mencium budak kulit hitam daripada pengantinmu."
James berusaha untuk tersenyum. Cerita yang dituturkan Gordon terasa sangat tidak masuk akal. Atau dia yang tak ingin memercayainya.
Elisa Goldyn sudah meninggal?
Miss Elisanya telah pergi untuk selamanya. Jangankan untuk memeluk, sekedar memuaskan rindu dengan memandang rupanya dari kejauhan pun sudah tak bisa.
"Jadi gadis itu adalah cucu Goldyn? Anak dari Elisa?"
Gordon mengangguk. "Karma! Aku yakin Goldyn tua mendulang karma atas semua dosa yang dia perbuat di masa lalu!" Gordon mengepulkan asap dari cerutu. "Kamu tahu, dia sangat jahat dan kejam. Siapapun yang menghalangi jalannya, akan lenyap."
James mengangguk. Dia setuju bila Goldyn tua kejam. Tapi, mengapa harus Elisa dan Maria yang menanggung?
Maria Goldyn, putri Elisa gila?
Samuel Goldyn menikahkan cucu gilanya dengan seorang calon baron?
Satu lagi perasaan bersalah yang memenuhi setiap rongga napas James. Dia tidak hanya gagal memenuhi janji untuk menyelamatkan Elisa. Tapi dia juga membuat hidup Maria menderita. Brengsek! Terlambat! Dia terlambat datang. Sekali lagi dia mengecewakan Elisa. Sekali lagi dia gagal menyelamatkan Elisa.
"Tenanglah James. Aku akan baik-baik saja di dalam sini." Elisa harus puas dengan meringkuk di gudang bawah kapal.
"Kamu dengar itu bocah kecil!" Kapten Kapal mengangkat tubuhnya lalu melempar ke lantai. "Kerjakan tugasmu di sana! Sesuai perjanjian kita!"
James terpaksa mengangkat pengepel dan mulai membersihkan geladak. Kapal yang mereka tumpangi baru berlayar selama tiga hari, tapi setidaknya mereka sudah berhasil lolos dari Tuan Samuel.
Malam sudah larut saat terdengar gemerisik suara dari lambung kapal. James merangkak naik dari lantai dingin tempat tidurnya. Semua kain dan selimut miliknya telah dia berikan untuk nonanya.
Kapal! Ada kapal besar dan megah di samping kapal mereka. Bisnis gelap apa lagi yang dilakukan sang kapten sekarang ini?
Gerakan-gerakan di balik sana tampak mencurigakan. James merangkak perlahan. Setelah menemukan posisi yang pas untuk mengintip, dia melanjutkan aksi pengintaian. Tunggu! Bukankah itu adalah kapten kapal? James berjingkat pelan, mendekat. Sebuah karung diturunkan perlahan. Karung yang begitu besar. Isi dalamnya tidak tampak seperti peti senjata ataupun hasil rampasan perompak. Dia mendapatkan firasat buruk ketika ada suara lirih terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiring Marygold
Historical FictionBagaimana bila ada sekotak harta karun yang dapat kamu peroleh hanya dengan menukarkan kebebasanmu? Menikahi gadis gila dan liar adalah jalan keluar untuk membebaskan kekasihnya dari lilitan hutang. -- Alden. Jika bidadarimu telah menjadi debu dan...