Bagaimana bila ada sekotak harta karun yang dapat kamu peroleh hanya dengan menukarkan kebebasanmu?
Menikahi gadis gila dan liar adalah jalan keluar untuk membebaskan kekasihnya dari lilitan hutang. -- Alden.
Jika bidadarimu telah menjadi debu dan...
Yuk baca kisah Keping Takdir yg tayang di Storial. Sudah mendekati endig lhoooo.
Dan ada juga Makanlah Denganku Hari Ini yang tayang di Storial gratis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-- 20 --
Maut.
Alden duduk di tepi tempat tidur. Sesekali dia menatap Maria yang belum juga sadar dari pingsan.
"Monster kecil, kamu harus kuat."
Digenggamnya jemari Maria sambil terus dikecup. Kata-kata keluar dari mulut Alden serupa mantra. "Semuanya akan baik-baik saja."
Sementara itu suara amukan Samuel Goldyn di ruang utama menggelegar ke seisi kastil. Bagaimana tidak, di rumahnya bahkan di depan matanya ada penyusup yang mencoba mengambil nyawanya. Siapa yang begitu berani?
"Dia bukan pelayanmu?"
Sir Wilbur menggeleng. "Aku mengira pria itu adalah pelayan Anda, My Lord. Karenanya aku tidak mengusir dari hadapanku."
"Kamu yakin?" Samuel masih tak puas.
"Bahkan aku tidak mengetahui namanya."
"Jangan mempermainkanku. Jika sampai aku mengetahui kamu terlibat dalam rencana busuk penjahat itu, maka akan kupastikan kamu akan melukis di penjara!"
"Astaga, Anda sungguh tidak sopan!" Sir Wilbur mengebrak meja. "Aku adalah pelukis khusus para bangsawan. Baru kali ini aku melukis di rumah seorang yang tidak memiliki darah bangsawan, dan lihat hasilnya. Kejadian buruk."
Samuel Goldyn mengetukkan tongkat pada lantai berkali-kali. Siapa? Musuhnya memang banyak. Tapi, semuanya takkan mungkin berani masuk ke dalam sarangnya untuk mencari kematian.
"Asal Anda tahu Sir, selama proses melukis, aku tidak pernah suka diganggu. Anda bisa bertanya pada lord-lord terhormat yang menggunakan jasaku." Sir Wilbur duduk angkuh. "Aku bahkan hampir mengalami luka pada jari-jari yang berharga ini."
Samuel Goldyn kesal. Sementara Sir Peter mondar-mandir seakan menjaga tidak akan ada kejadian kedua yang sama. James masih menghisap cerutu sambil mencemaskan keadaan Maria.
"Sebaiknya Anda pulang dulu." Samuel Goldyn meminta Sir Peter mengurus pelukis tersebut.
"Lukisannya?"
"Nanti baru kita urus!"
"Aku akan menuju Perancis besok, jadi akan sangat sulit untuk Anda bertemu denganku lagi." Wajah pelukis itu masih sangat sombong.
"Tidak masalah!" Samuel Goldyn terus berpikir mengenai kejadian tadi.
"Tapi, mengenai pembayaran ...."
"Peter, bayar dia sesuai perjanjian awal!"
Sir Peter membelalak, "dia bahkan baru saja mengoreskan beberapa garis. Tidak tampak bentuk apapun. Tapi mendapatkan bayaran penuh?"
