Jangan lupa singgah dan baca ceritaku yang lain ya.
Di Storial ada Keping Takdir yang sudah hampir tamat, tinggal 4 keping lagi. Dan hanya 10 koin per kepingnya.
Ada pula Ekspedisi Ka Mars yang akan kupost kembali di Storial dengan sedikit penyesuaian.
Butuh kisah hangat dengan latar makanan, ada jugaaa. Baca makanlah denganku hari ini di storial.Yang rindu dengan Wolulikur, sabar ya, Wolulikur akan tayang kembali di aplikasi Cabaca. Jadi pantengin terus.
Dan Yang rindu dengan Lionell dari My Lavender Dream juga Om Daniel dari Aster In My Heart boleh ke Dreame (gratis dan uda lengkap).
Jangan lupa tinggalkan jejak love and komen ya 😻
-- 22 --
Rencana besar untuk mangsa besar.
"Alden! Alden!!" Mata Maria menangkap sosok pria yang memeluknya erat.
"Aku di sini."
"Kamu selamat! Syukurlah!" Maria menangis. Airmatanya mengalir bersamaan dengan lega yang menyesakkan dada. "Kamu selamat."
Kedua telapak tangan dengan perban yang memerah menangkup wajahnya. "Monster Kecil kamu selamat! Puji Tuhan. Terima kasih, Tuhan."
"Alden...." Maria membenamkan wajah di dada suaminya. Sesaat tadi dia menyadari betapa mengerikan bila harus kehilangan Alden. Seluruh otaknya membentengi dengan alasan logis, mengenai kejamnya pria itu. Tapi sayangnya, hatinya berkata lain.
Maria memandangi wajah suaminya. Ada kegembiraan, yang ditangkapnya sebagai rasa nan tulus. Benarkah? Lagipula dia mendengar getar pada suara Alden? Nyatakah? Juga bulir-bulir air memenuhi sudut mata Alden. Tidak mungkin! Dia pasti masih bermimpi. Kali ini mimpi yang terlalu indah untuk menjadi nyata. Alden mengkhawatirkannya?
Namun pelukan hangat serta kedua lengan kokoh yang melingkar pada punggungnya mengatakan bahwa dia telah terlepas dari dunia bawah sadar. Kembali bertarung di alam nyata. Sayangnya Maria sudah tak mampu menolak pelukan hangat musuh yang kini tidak seperti lawan.
"Jangan membuatku ketakutan lagi Monster Kecil. Berjanjilah. Berjanjilah untuk tidak melakukan hal-hal berbahaya." Alden memeluk dan menciumi wajah Maria bertubi-tubi, meluapkan sukacitanya.
Ini terlalu gemerlap untuk sebuah kenyataan. Sangat berlebihan menurut Maria. Dia ingat dulu ketika dirinya begitu gembira karena berhasil mendapatkan kuda poni yang sangat-sangat diinginkan sebagai hadiah ulang tahun. Kemudian beberapa hari setelahnya ibunya diambil malaikat maut. Apakah ini juga akan terjadi? Maria ketakutan. Tidak, tidak boleh. Dia harus menolak kemilau indah agar orang-orang yang sangat disayangi tidak menghilang. Jangan-jangan, dialah malaikat maut itu? Dan wajah Maria seketika berubah, seperti bunga Marygold yang layu kering.
Emma berdiri sambil mengusap airmatanya. Sementara Rosemarry dan James hanya tercenggang. Dua sosok di atas ranjang seakan seperti dua mahluk yang saling mencinta, tak peduli akan hal di sekitarnya. Sementara Samuel Goldyn yang menyeret dr. Markus kini bernapas lega, cucunya telah siuman. Dalam seumur hidupnya, ini kali pertama dia mengucap nama Tuhan dalam panjat syukur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Desiring Marygold
Narrativa StoricaBagaimana bila ada sekotak harta karun yang dapat kamu peroleh hanya dengan menukarkan kebebasanmu? Menikahi gadis gila dan liar adalah jalan keluar untuk membebaskan kekasihnya dari lilitan hutang. -- Alden. Jika bidadarimu telah menjadi debu dan...