16 -- Menyebar angin. Menuai badai

139 23 0
                                    

Hayuk baca Wolulikur yg uda tamat.
Singgah juga ke Storial ada Keping Takdir dna Makanlah Denganku Hari Ini.

Terima kasih

----

- 16 --

Menyebar angin. Menuai badai.

James duduk di meja bersama Sir Peter dan Gordon. Mereka membicarakan mengenai pacuan kuda yang berhasil James menangkan minggu lalu.

"Aku harus bertemu Tuan Goldyn!"

"Tapi My Lady ...."

Langkah yang saling susul menyusul juga teriakan penuh kekesalan terdengar.

"Di mana Tuan Goldyn?"

"Ah, ibu serigala datang berkunjung." Sir Peter menjawab sinis.

"Aku tidak ada urusan denganmu!" Baronessa mengacuhkan lawan bicaranya.

Sir Peter berdiri dan mendekati. "Apa yang kamu cari?"

"Apa yang kucari tidak ada padamu," sahut Baronessa tak kalah angkuh. "Jika kamu mengatakan aku ibu serigala, maka kamu hanya tikus got."

"Jaga bicaramu!" Sir Peter kesal.

"Kita sama-sama pemburu yang mengincar buruan."

"Aku tidak perlu mengincar lagi. Buruan sudah kudapatkan." Sir Peter membalas.

Baronessa terkekeh, dia memandang rendah pada lawan bicaranya. "Benarkah? Sayangnya kulihat kamu yang terjebak dalam perangkap pemburu."

"Aku sedang mengatur strategi!"

"Kamu tahu, serigala mengincar mangsa segar. Sedangkan tikus, kamu, mengais di got-got bau."

James mencoba menelaah adegan yang terjadi di hadapannya. Gordon menyuruhnya mendekat. "Dia Baronessa Gardenning."

"Dia?" James mengangguk.

"Kedatangannya pasti untuk mengambil hasil investasinya."

"Uang? Apa yang dia investasikan sementara seingatku Anda mengatakan dia tidak memiliki harta lagi," bisik James.

"Anaknya adalah modal yang dia tanamkan," sahut Gordon pelan. "Dan Peter memberitahu bahwa benihnya telah menjadi bibit. Saatnya mengambil uang yang dijanjikan."

"Bibit?"

"Nona gila hamil."

Maria hamil? James terdiam, membisu. Di dalam otaknya berputar begitu banyak pertanyaan. Akankah Maria mengalami hal buruk seperti Elisa? Tidak, tidak akan. Dulu Elisa menderita karena dia masih tak berdaya. Sekarang, meski nyawa taruhannya, Maria takkan pernah jatuh ke masa buruk yang dialami Elisa.

"Katakan pada Tuan Samuel Goldyn, aku datang menagih janjinya." Baronessa baru saja akan melangkah pergi saat dia melihat sosok yang begitu dikenalnya. Dia membelalak kesal. Mulutnya hampir mengeluarkan umpatan.

"Kamu mengenalinya juga?" Sir Peter kembali mengejek. "Putramu bergerak begitu cepat." Sesekali disesapnya anggur dari cawan. "Baru saja bibit sebentuk kecambah, dia sudah berani membawa wanita simpanannya."

"Oh ya?" Baronessa terlalu pandai untuk jatuh dalam perangkap dan emosi. "Bukankah itu bagus? Dia bisa mendapatkan dua bunga dalam satu taman. Sedangkan kamu?" Lirik Baronessa mengasihani. "Untuk menemui Lady White, kamu harus merangkak dan bersembunyi. Padahal bunga di ladang emasmu sudah mati!"

"Kamu!" Sir Peter melempar cawannya ke pakaian baronessa. "Pergi sekarang juga!"

"Tentu saja. Berada di ruangan yang sama dengan tikus got membuatku muak."

Desiring MarygoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang