15. Kejanggalan

1.8K 155 4
                                    

Bagian 15 : Kejanggalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 15 : Kejanggalan.

Apa yang lo rasakan belum tentu sama dengan apa yang dia rasakan.

- Melviano -

Kau membuat semuanya indah
Seolah tak kan terpisah
Aku tlah tahu kita memang tak mungkin
Tapi mengapa kita selalu bertemu
Aku tlah tahu hati ini harus menghindar
Namun kenyataan ku tak bisa
Maafkan aku
Terlanjur mencinta

🎵Telanjur Mencinta - Lyodra, Tiara, Ziva.

✨✨✨

Seperti apa yang Melviano katakan semalam. Kavindra benar-benar mengantarkannya sampai di depan rumah. Namun bukan rumah Auristela, tetapi di rumah Danita. Kavindra jelas bingung saat dia melihat rumah yang terkesan asing di depannya, namun Auristela segera menjawab pertanyaan di benak Kavindra bahwa itu rumah Danita dan dia akan menginap di sana untuk malam ini.

Paginya seperti biasa. Auristela berangkat bersama Danita. Tak perlu di khawatirkan dia memakai seragam siapa untuk bersekolah, yang jelas itu seragamnya yang sering Auristela tinggalkan di rumah Danita, misalnya di kepepet dan akan pulang ke rumah temannya itu.

Sejak jam pelajaran berlangsung tadi fokus Auristela menjadi terbelah. Auristela memikirkan apa yang terjadi semalaman dengan Melviano. Kenapa cowok itu tiba-tiba terlihat seakan mencuekinya. Padahal sebelumnya mereka berdua terlihat baik-baik saja. Bahkan dekat, itu menurut Auristela.

Sepertinya ada yang janggal. Namun Auristela belum tahu penyebabnya.

Auristela tersentak saat Danita tiba-tiba merangkul bahunya dari belakang. Di susul Meysha dan Kalila yang sudah berdiri di sampingnya.

"Hayo ngelamunin apa?" ujar Meysha. Mengibaskan kipas tangannya di depan wajah.

Keempatnya tengah berjalan di koridor saat ini. Seperti biasa, setelah jam pelajaran habis mereka berempat akan menghabiskan waktunya di kantin.

"Ngelamunin cogan." jawab Auristela lalu tertawa. Danita menggeleng pelan, tidak perlu di ragukan lagi, Auristela memang pandai mengubah raut wajahnya.

"Ris bagi cogan dong." ujar Meysha.

"Kavindra mau."

Meysha menggeleng cepat. Kalau Kavindra dia akan mundur. Tidak pernah sedikitpun terpikir di benaknya untuk dekat dengan cowok itu. Meysha akui Kavindra tampan, tetapi bukan tipenya untuk berdekatan dengan cowok banyak ceweknya seperti Kavindra. Dua saja tidak cukup untuk cowok itu apalagi satu. Meysha bergidik. "Apa banget, ihh nggak mau! Kavindra sama Danita aja."

Danita menggeleng cepat. Menatap Meysha sinis. "Kok bawa-bawa gue sih Mey?! Gada gada!"

"Yaudah sama Kalila aja."

MelvianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang