21. Khawatir

1.2K 146 11
                                    

Bagian 21 : Khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 21 : Khawatir.

Ada saatnya gue akan peduli dan membuka hati lagi.

~ Melviano ~

I know you, you're like this
When shit don't go your way you needed me to fix it
And like me, I did
But I ran out of every reason

Now suddenly you're asking for it back
Could you tell me, where'd you get the nerve?
Yeah, you could say you miss all that we had
But I don't really care how bad it hurts
When you broke me first
You broke me first

🎵Tete McRay - you broke me first.

✨✨✨

Malam minggu kali ini tampak berbeda dari malam minggu seperti biasanya. Di rumah Melviano terlihat sangat ramai. Ada sekitar tiga mobil mewah yang terparkir rapi di halaman rumahnya. Karena, semua sahabat dekat Nazwa dan Kelvin sedang berkumpul di taman belakang dekat kolam renang. Mereka tengah mengenang masa SMA dan reuni kerabat dekat katanya.

Sementara itu, Melviano hanya melihatnya dari atas balkon kamar. Dia berdiri di pembatas besi sembari menggenggam satu kaleng minuman dingin. Setelah sempat menemui teman dekat orang tuanya, Melviano langsung beranjak ke kamar. Selain malas bergabung dengan ibu-ibu yang tampak rempong, di sana tidak ada Raefal yang biasanya turut ikut ketika kedua orang tuanya main di rumahnya. Raefal bilang, dia akan menyusul ke rumah bersama Kavindra, Raden, dan Gandhi.

Melviano menengadah ke atas lalu meminum minumannya dalam sekali tegak. Taburan bintang dan bulan ikut menerangi malam minggu ini.

Suara deru motor yang saling bersahutan membuat Melviano menoleh ke bawah. Teman-temannya barusaja sampai dan langsung memarkirkan motornya di samping mobil mobil yang berjejeran.

"REI TURUN SINI!" Kelvin berteriak di bawah. Melambaikan tangannya pada Melviano.

"Nanti Pa nunggu Raefal." balas Melviano singkat. Cowok itu berbalik, menutup pintu balkon lalu berjalan menuju sofa setelah membuang bekas botol minuman kaleng di tempat sampah pojok ruangan.

"HEYO WHAT'S UP BRO," suara keras Kavindra dari arah pintu berhasil mengalihkan pandangan Melviano yang sedang fokus melihat ponselnya. Di susul tawa Raefal yang sibuk mengganggu Raden dan marahnya Gandhi yang sedari tadi di senggol Kavindra.

"Berisik lo kang kardus!" ujar Gandhi sembari menarik kerah kemeja belakang Kavindra membuat cowok itu mundur ke belakang dan Gandhi melangkah ke depan mamasuki kamar Melviano lebih dulu.

MelvianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang