1. Tatapan

5.3K 314 12
                                    

Bagian 1 : Tatapan.

Jangan mulai kalau tidak mau mengakhiri.

- Auristela -

~•~

"Lo mau jadi pacar gue?"

Seorang gadis tersenyum miring memandang laki-laki di depannya. Sikutan pelan di perut tak membuat gadis itu berpaling memandang ke arah samping. Membuat gadis yang berdiri di sampingnya menatap kesal.

Auristela Arabella, atau kerap di panggil dengan nama Rista. Siapa yang tidak kenal gadis cantik itu? Gadis yang cukup populer di SMA Rajawali. Namanya sudah di kenal banyak orang. Selain menjadi Selebgram, Rista juga di kenal sebagai fakgirl yang dapat membuat laki-laki bertekuk lutut padanya. Rista banyak di sukai laki-laki, tipe idaman semua cowok istilahnya. Namun Rista banyak di benci kaum perempuan. Karena dengan mudahnya bisa mendapatkan cowok idaman sementara mereka tidak.

Tetapi Auristela tidak terlalu mempermasalahkan itu semua. Sebab, laki-laki yang terus mendekatinya bukan Auristela yang mendekati mereka. Jadi di mananya yang salah? Menurut Auristela itu hal yang wajar.

Sebagai perempuan, Auristela sering mempercantik dirinya. Selain banyak memikat hati kaum laki-laki, hal itu pula menjadi kesenangan bagi Auristela. Ketika ada waktu luang, Auristela kadang mengajak tiga sahabatnya untuk perawatan atau jika mereka sibuk, Auristela pergi sendiri.

"Gue mau." jawab Auristela tanpa beban.

"Rista! Lo gila?!" pekikan Danita tertahan.

Danita Elvina. Dibandingkan dengan dua sahabatnya yang terkenal kalem dan polos, Danita yang paling cerewet di antara mereka berempat. Perlu di ketahui, Danita paling anti dengan fakboi. Sifatnya yang tergolong mudah bergaul, membuat Danita di kenal banyak orang. Dia juga ikut dalam sebuah perkumpulan geng gosip sekolah. Dari ketiga sahabatnya, Danita yang paling dekat dengan Auristela.

"Oke. Kita jadian!" ucap cowok itu sembari mengulurkan tangannya ke depan Auristela.

Danita menepuk keningnya. Menatap sekeliling yang untungnya sepi, sebab jam pelajaran masih berlangsung. Tadi, Danita dan Auristela izin ke toilet sebentar karena panggilan alam. Namun malah berakhir bertemu dengan cowok yang sialnya menembak Auristela di koridor dekat toilet. Tempat yang tidak elit untuk menembak seseorang.

Dengan senang hati, Auristela menerima uluran tangan Rendi. Yang Auristela ketahui dia ketua klub futsal di sekolahnya. Auristela menatap Rendi sejenak setelah jabatan tangan mengurai. "Tapi, gue udah punya cowok."

"Nggak masalah. Nanti gue ke kelas lo. Duluan Ris..." tatapan Rendi menatap Danita.

Seakan mengerti. Danita mengangguk. "Danita."

"Oke. Bye Ris, Dan."

Setelah kepergian Rendi. Danita menatap Auristela menuntut penjelasan. Mereka kembali melanjutkan langkah kakinya menuju kelas.

"Kenapa lo terima dodol!"

"Gue nggak maksa Dan. Rendi juga oke oke aja kan?"

"Ya tapi kan, lo harusnya sadar dong Ris. Sama aja lo kaya mainin perasaan mereka."

Auristela menoleh. "Lo udah tau gue Dan. Mereka yang minta kenapa gue harus jawab tidak? Bukannya setiap ada orang yang nembak gue, gue selalu bilang udah punya cowok kan? Tapi mereka biasa aja Dan. Nggak masalah."

Danita menghembuskan nafasnya pelan. Danita menyerah. Apapun yang akan Danita tentang, Auristela tidak akan merubah keputusan. Danita juga paham betul bagaimana Auristela menyikapi mereka. Ini tidak salah namun perasaan mereka yang akan tersakiti tanpa di sadari.

MelvianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang