22. Seperti awal

1.1K 145 11
                                    

Bagian 22 : Seperti awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 22 : Seperti awal.

Seseorang yang kamu anggap tidak peduli bahkan bisa jadi seseorang yang membantumu keluar dari masalah. Bukannya dia ga peka tapi lagi menciptakan hal baru aja.

~ Melviano ~

Tak pernah terpikirkan
Bayangmu kan selalu ada
Kamu... Kamu...
Kamu di hatiku...

Seandainya saja
Ku mampu memulihkan
Perasaanmu
Yang telah lama terluka
Oleh dirinya
Lupakan semua
Sudahlah cukup di sini

🎵 Seandainya - Brisia Jodie.

✨✨✨

Hari-hari biasanya berjalan lancar. Namun sudah tiga hari ini Auristela tidak melihat Melviano. Bahkan tidak melihat segerombolan teman Melviano yang biasanya selalu bersama. Kadang ia hanya melihat Kavindra yang hanya jalan berdua dengan Raefal ataupun temannya yang lain. Tapi tidak dengan Melviano.

Auristela kira ada yang salah. Tiap kali Auristela menanyakan keberadaan Melviano kepada teman-teman cowok itu, mereka hanya menjawab tidak tahu lalu segera pergi. Seolah mereka benar-benar ingin menghindari Auristela. Padahal Auristela rasa ia tidak mempunyai kesalahan apapun pada Melviano dan teman-temannya. Terakhir kali mereka bertemu masih baik-baik saja. Bahkan Melviano mau mendengar ceritanya bukan?

Pagi ini koridor sekolah masih terlihat sangat sepi. Auristela berjalan di koridor menuju kelas XII IPS 1. Tidak biasanya Auristela berangkat sepagi ini. Satu yang menjadi alasan, Auristela ingin bertemu dengan Melviano. Karena biasanya, cowok itu berangkat lebih pagi sebelum teman-temannya datang. Itu perkiraan Auristela dari tiga hari lalu.

Dari kejauhan, Auristela melihat Kalila yang sedang duduk di bangku depan kelas, sendirian sembari membaca buku.

Namun perhatian Auristela segera teralihkan begitu melihat Melviano yang barusaja menginjakkan kakinya di koridor kelas XII dari tangga sebelah barat. Spontan gadis itu berteriak keras, membuat Melviano menoleh dan akan pergi menjauh. Sebelum Melviano berbalik dan turun tangga, Auristela lebih dulu mencekal lengan Melviano.

"Melvi lo kemana aja? Gue cariin lo dari kemarin. Kenapa lo ngehindari gue? Gue punya salah sama lo?" tanya Auristela beruntun. Ia menatap Melviano yang tak bergeming di tempat.

"Bukan urusan lo." ujar Melviano dingin setelah lama diam. Melviano menepis tangan Auristela pelan.

Auristela tersentak kaget. Keningnya berkerut dalam. Tidak mengerti dengan apa yang di maksud Melviano barusan. "Lo kenapa sih? Bercanda ya?" tanya Auristela kemudian terkekeh mencairkan suasana.

MelvianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang