2. Sisi lain Melviano

4.8K 305 16
                                    

Bagian 2 : Sisi lain Melviano.

Jangan lihat seseseorang dari covernya. Pada dasarnya kamu tidak tahu jati diri mereka yang sebenarnya.

- Melviano -

~•~

Jam terakhir sekolah barusaja usai. Dari sekian banyaknya siswa-siswi SMA Rajawali yang langsung memilih pulang ke rumahnya atau nongkrong ala-ala remaja, maka berbeda dengan Melviano dan keempat temannya. Kelima cowok itu masih berada di lingkungan sekolah yang sudah sepi, tengah berada di taman belakang.

Melviano duduk di sebuah kursi putih di bawah pohon rindang. Satu kakinya naik di atas paha, sementara tangannya direntangkan ke belakang hingga memenuhi sandaran kursi.

"Vin. Ada cewek cakep nih." ucap Raefal yang masih sibuk dengan ponsel di tangannya. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.

Kavindra yang sedang duduk di atas pohon langsung meloncat ke bawah. Dengan binar mata di wajahnya, Kavindra bergabung dengan Raefal duduk di bawah dengan alas rumput.

"Mana?! Mana?!" tanya Kavindra antusias.

Raefal menunjukkan ponselnya di depan wajah Kavindra yang langsung di raih menggunakan tangan cowok itu. Raefal mendengus namun tetap membiarkan Kavindra melihat isi ponselnya.

"Itu baru cewek cakep. Nggak kaya punya lo yang bibirnya di monyong-monyongin ke depan pake lipstik merah darah. Ewh!"

"Tapi cantik Fal." sanggah Kavindra. Tatapan masih setiap memandang layar ponsel.

"Percuma cantik kalo kelakuan bejat gimana?"

"Cewek trosss!" sindir Gandhi yang duduk di atas pohon. Sebelumnya cowok itu duduk bersebrangan dengan Kavindra.

"Sehari aja jangan ngomong cewe bisa nggak? Bosen gue dengernya." sahut Raden. Menurunkan buku Matematika di depan wajahnya yang sedari tadi ia baca.

"Lama banget sih." Melviano berdecak. Tidak memperdulikan ucapan teman-temannya yang tidak berfaedah, Melviano mengedarkan pandangannya ke segala arah.

Samar-samar suara seseorang yang mungkin tengah memaksa dan menolak terdengar menuju ke arah mereka berlima.

Melviano berdiri, begitu seseorang yang sedari tadi dia tunggu sudah berdiri di hadapannya. Seorang cowok yang di ketahui anak buah Melviano mendorong cowok yang dia bawa ke depan Melviano. Membuat cowok itu jatuh tersungkur di rerumputan.

"Thanks Yu."

"Kaya sama siapa aja lo Bos." Bayu terkekeh pelan. "Jangan beraninya di belakang doang, cupu! Selamat bersenang-senang." Bayu menendang kaki cowok yang kini terduduk itu dengan ujung sepatunya. Setelahnya Bayu langsung pergi mengingat tugasnya telah selesai sampai di sini. Tak lupa juga berpamitan sebagai tanda sopan.

Melviano berjongkok dengan satu kaki di tekuk ke belakang. Matanya menatap tajam orang di depannya yang tengah menunduk. Melviano tersenyum sinis. "Mana semangat lo yang katanya mau jatuhin Melviano?"

"Jangan beraninya di belakangnya doang. Kaya cewek yang suka nyinyir padahal iri." ucap Kavindra pedas. Entah sejak kapan Kavindra sudah berdiri di samping Melviano sembari bersedekap dada dengan gaya angkuh.

MelvianoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang