Aku akan pergi menjelajahi sekarang
Muda dan bebas
Tidak ada yang takut
Di mana saja akan menjadi tempat persembunyianku
Mari kita pergi ke ruang seperti astronot
====
"Akhir tahun itu kenapa terasa cepat, sih?" Ryung Seo mengambil tasnya dari kursi dan melangkah keluar gerbang sekolah dengan wajah dan nafas yang lega. "Lihat, minggu depan aku akan lulus SMP, itu terlalu cepat."
"SMA Tujuh Empat, yuk!" Fahri merangkul kepala Ryung Seo.
"Aduh, kenapa?" Ryung Seo meringis kesakitan dan menoleh ke arah Fahri. "SMA Tujuh Empat?"
Fahri mengangguk, "iya, gak se-stress disini, lumayan, ada minat bakat juga klub non-formal lagi, lumayan, kan?" Ia mengangkat kepalanya, memandang langit. "Ah.. indah sekali kalau aku bisa masuk kesana.."
"Klub.. minat bakat?" Ryung Seo tertarik dengan kalimat tentang klub non-formal yang sempat dibicarakan temannya itu.
"Iya, ada banyak, SMA ini lebih fokus ke minat muridnya, termasuk SMA unggulan di bidang non-formal, lumayan, masuk sepuluh besar," kata Fahri sambil membuka kedua tangannya, menunjukkan sepuluh jarinya. "Aku gak mungkin ikut ke kakakku masuk SMA Tujuh, ter..la..lu.. berad."
"Eung.." Ryung Seo mengangguk paham. "Es Cendol sore suntuk gini enak, ya, ayo!" ia menghampiri tukang es cendol di dekat gerbang. "Bang, es cendol 3 gelas!"
===
"Jadi, rencananya mau kemana?" Ryung Seo mengeringkan rambut lepeknya dengan handuk mandi, ia teringat kalau ia mempunyai kerabat di dekat tempat tinggalnya.
Panjang ceritanya.
"Ngapain?! Naik, sini!" Alda, ingat, dia laki-laki.
"Siapa?" Ryung Seo mengerutkan keningnya sambil menepuk celana dan bajunya yang kotor.
"Twitter friend," jawab Alda SPJ, Singkat, Padat, Jelas.
"Twitter.. friend?" Ryung Seo mengerutkan kening lagi, kali ini lebih berkejut.
"Pembaca pertama! Ini aku, Alda, kau lupa? Betapa mirisnya aku, untuk apa aku menolongmu disini?" kata Alda sambil menaiki sepedanya. "Cepat, kau boleh menginap di rumahku kali ini."
Ryung Seo terdiam. Heran. "Kenapa tahu wajahku?"
"Kita pernah meeting online untuk diskusi buku international, kau dan aku peringkat kedua terakhir, kau lupa?" Alda menjawab dari kejauhan. "AMBIL SEPEDAMU!"
Ryung Seo menoleh, "kenapa sepedaku ada disini?" Karena tidak tahu harus kemana lagi, ia mengikuti Twitter Friend-nya, Alda.
Begitulah ceritanya.
=====
Aku terjaga sepanjang malam
Aku terlalu bersemangat untuk tidur
Aku berani, aku besar
Apa pun mungkin tidak peduli apa yang aku lakukan, oke
Siap, siap, mantap
Mari kita pergi sekarang, di mana saja
=====
"Kau sedang apa dan kenapa juga untuk apa kau disana dan apa yang kau lakukan, heh?" Alda melempar bantal sofa ke perut Ryung Seo.
"Aduh," Ryung Seo meringis kecil. "Aku ingin ke Jakarta dan terjatuh ke situ."
"Untuk apa?" Alda membuka ponselnya dan mulai memainkan jarinya. "Lihat, jam sibuk begini harusnya kau ada tempat untuk menginap," ia menunjukkan sebuah garis merah di layar sepanjang 2 km. "Tidak ada apersiapan sama sekali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust and Dream
Teen FictionMimpi yang ada kalau kita percaya bahwa ia ada. 1 Januari, my dream.