Clue 4: Dream

4 1 1
                                    

Clue 4: Dream

Hari berjalan seperti biasa. Aku tengah duduk di kelas sambil memandang secarik kertas yang baru kuambil di dekat mading.

"Apa itu?" Maia datang dengan membawa jus alpukat di tangan kirinya.

"Ini.." aku mengulum bibirku. "Ini tawaran pelatihan kerja, lho.. aku ambil dekat mading tadi." Kataku sambil membaca keterangan, syarat dan cara mendaftarnya berulang-ulang.

"Mau ikut? Seperti magang ya ini," Maia mengambil kertasnya dariku dan membacanya sambil meneguk jus alpukat. "Ikut saja."

"Aku tidak minta saran." Kataku.

"Aku hanya memberi saran." Katanya sambil berlalu ke mejanya dan sibuk dengan kegiatannya. Pengalaman kerja untuk anak SMP?

"Itu bisa dijadikan prestasi dan tanda bukti." Maia mengirim chat padaku. Aku mengernyitkan dahi.

"Bukti?"

Buang-buang waktu saja.

====

Selalu. Dari Taman Kanak-kanak pun aku tidak punya prinsip apa-apa. Hah. Akhir-akhir ini kepalaku pusing, padahal ulangan fisika sudah berlalu. Aku tidak naik bus hari ini. Perutku mulas dan kepalaku pusing. Jadi, aku berjalan saja. Rasanya lebih baik, aliran darah ke kepala dan perutku jadi lebih lancar.

"Argh! Aku sedang suka novel romantis yang ada di platform menulis online itu!" Lyara tiba-tiba datang.

"EH, ke..kenapa?" aku terkejut.

"Halo." Ia menyapaku riang seperti biasa.

"Kau.. kenapa tidak masuk sekolah hari ini?" Lyara tidak masuk sekolah hari ini. Memang benar-benar. Ada ujian sejarah tadi. "Dasar. Tadi ada tugas polio pelajaran sejarah."

"Ah. Iyakah? Entah. Aku hanya tidak ingin masuk sekolah hari ini. Hehe." Dengan mudahnya ia nyengir kuda tanpa dosa. Aku hanya membalikkan wajah dan fokus berjalan ke depan.

"Itu dia, haha!" Dia kenapa sih? Dari tadi hanya tertawa?

"Apa?" aku mulai kesal.

"Li..hat, calon atlet kita." Lyara menolehkan kepalaku ke seberang jalan. Sore ini cukup panas daripada biasanya, padahal sudah jam setengah lima. Di seberang jalan aku lihat seseorang tengah berlari dengan baju putih-putih. "Maia?"

"OY!!! SINI!!" Lyara memanggil Maia dari kejauhan sambil melakukan jumping jacks. Ia melompat dengan membuka kedua tangan dan kakinya sambil berteriak seperti orang gila.

Maia terhenti. Ia menunduk.

"Eh, dia berhenti.. Mai-" Lyara ingin memanggilnya lagi, tapi ternyata hanya kaus kaki larinya yang kendur, ia memperbaikinya dan berlari lagi. Lyara tertawa.

"Itu.. Maia, lihat? Calon atlet Taekwondo diam-diam." Lyara menuntunku berbalik arah.

"Eh, ke.. aku ingin pulang!" Aku meronta kesal.

"Sebentar saja." Lyra menarikku sepenuh tenaga. Aku sedikit marah.

"Eh?" Lyara menoleh ke arahku.

"Jangan ganggu! Sudah tidak masuk sekolah ganggu waktu istirahat pula!" seruku kesal. Lyara hanya memanyunkan bibirnya kecewa dan berjalan ke arah yang ia mau.

====

Alia tengah berjalan sambil menghirup udara segar. Pemandangan jembatan di sore hari yang sempurna untuk menjernihkan pikiran. Pohon-pohon menari mengikuti melodi angin. Gelombang air menyambut kapal-kapal yang lewat dengan lembut.

Trust and DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang