Semua berawal disini.
Clue: Kembali ke kenyataan saja
====
Susah payah! Woh! Susah payah!
Selamat datang di duniaku, ayo lakukan ini
Panggil aku pembuat masalah, aku begitu buruk
Di mana pun aku pergi lebih tinggi
Begitu bising di luar pesawat, terlalu panas
====
"Na.. nama saya Jilan Aurelia, senang berkenalan dengan kalian... semua."
Pagi itu benar-benar pagi paling menyegarkan setelah aku menyantap roti gandum dengan mentega 1 senti diatasnya.
"Aku.. dari America-." Namanya Lyara, perempuan manis berambut kuning dengan mata yang penuh kegembiraan.
"Bohong, bohong!" Yang satu ini namanya Maia, perempuan yang tak akan percaya kata-kata aneh yang keluar dari mulut Lyara,
"Americano..." Lyara bernyanyi. "Aku dari americano.. lala.. lala.. lala.." Lyara nyengir kuda. Ewh, itu ekspeksinya yang paling jelek yang pernah kulihat.
"Hahaha.. lalu? Kenapa kita ada disini?" aku tertawa dan kembali mengingat, aku ada di bawah pohon ini karena Lyara ingin memamerkan buku tutorialnya yang minggu lalu baru saja terbit.
Rambutku terhembus angin tipis yang lewat, benar-benar tenang suasana pagi ini. Tidak ada isu atau gosip-gosip aneh juga... mm.. mungkin hanya perkataan Lyara yang sedikit melantur kemana-mana.
"Wauw! Jadi, ini adalah sebuah album juga buku tutorial yang, beUnar-bEunar memuaskan untuk kalian para peciNta VidEo!" Lyara memulai pertunjukannya. "Bagaimana? Itu benar-benar menarik perhatian, bukan? Aku akan promosikan buku ini dengan penuh keikhlasan dan hati yang bersih juga perjuangan yang murni!"
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. "Kapan kita memulai kerja kelompok untuk proyek miniatur?" aku mengubah topik. Aku takut pikiranku akan kemana-mana.
====
Semua orang tahu bagaimana aku melakukannya,semua orang tau itu
Tapi aku masih belum lapar, lapar
Aku tidak berkecil hati,Kau bisa menggambarkanku dengan satu kata, semangat
=====
Aku ingat, waktu itu, istirahat setelah pelajaran fisika pertama.
"Sebentar," Lyara mengarahkan kedua tangannya ke wajahku.
"Ke.. kenap-" aku terkejut.
"Rambutmu sedikit miring, nanti performamu tidak maksimal kalau miring seperti itu, ah, oke, selesai!" Lyara tersenyum senang. "BU MANTIN! BAKSO 3 PORSI, BU!"
Aku tersenyum kecil. Baru begini saja rasanya sudah berdebar-debar. Lyara orangnya konyol tapi sangat perhatian dan mudah sekali menangis, lihat, bukan? Kalau aku bukan perempuan, aku sepertinya sudah suka padanya pada pandangan pertama.
"Saya bukan, bu. Kalau begitu, saya bayar bakso satu lagi dan saya pesan lagi mie ayam satu porsi." Maia menolak bakso ketiga yang bu Mantini bawakan untuknya. Tapi pernyataannya membuat bu Mantini tersenyum sumringah.
"Siap, bu," bu Mantini menyebutnya "ibu" entah apa alasannya. Tapi Lyara bilang, itu karena bu Mantini itu adalah teman dekat ibunya. Sempit sekali dunia ini.
"Cih, sudah kupesankan juga," Lyara menyeruput kuah bakso sambil menambahkan 2 tetes cuka.
"Ewh, tidak asam?" aku sedikit ngeri karena 2 tetes cuka itu cukup membuatku merasa bahwa kuah baksonya seperti jus anggur basi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust and Dream
Teen FictionMimpi yang ada kalau kita percaya bahwa ia ada. 1 Januari, my dream.