Prolog

39 3 0
                                    

 " I love you but I love him too".


  Hari ini adalah awal musim panas yang artinya matahari mulai bersinar terik. Namun, di tengah-tengah teriknya mentari, angin masih setia untuk tetap berhembus. Walaupun musim panas, bukan berarti taman sepi. Seperti halnya kini, di tengah-tengah taman ada seorang pemuda yang tengah duduk di salah satu kursi dengan tenang menikmati pemandangan, sesekali ia tersenyum seraya memainkan botol di tangannya itu. Ia seperti sedang menunggu seseorang, tetapi entah kenapa yang ditunggu malah tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Tidak jauh dari sana seorang perempuan tengah berlari-lari kecil ke arahnya dengan senyuman riang. Bisa ditebak dari raut wajah pemuda tersebut bahwa perempuan itulah yang sedari tadi ia tunggu.

"Hei! Lagi-lagi kamu memberiku air mineral? Kenapa, ya? Kamu sering memberiku air mineral ketika bertemu," ucapnya dengan penuh tanda tanya.

Perempuan itu menerima botol yang diberikan oleh pemuda di hadapannya dan tanpa ia sadari pertanyaannya tadi membuat pemuda itu berpikir keras. Ia harus bisa memberikan jawaban dari pertanyaan tersebut dan seberapa kuat ia mencoba mencari jawabannya, ia tetap tidak bisa menemukannya. Ia sendiri bingung dan tak mengerti.

"Mungkin, karena kita pertama kali bertemu karena ini," jawabnya mengangguk-angguk. Menurutnya ini alasan yang paling logis dan kerena ia juga tidak tahu ada apa dengan air mineral.

"Hah? Kamu tidak salah? Bukankah kita pertama kali bertemu saat aku datang terlambat."

(***)

Pemuda itu hanya duduk diam dan termenung menatap pintu kafe yang tak jauh dari tempat duduknya. Ia seperti menunggu seseorang untuk datang. Namun, sepertinya orang itu tidak akan datang. Karena ia tak jua kunjung datang, pemuda itu melirik sekilas jam arloji hitam miliknya, rasa khawatir memenuhi dadanya. Entah berapa lama lagi ia menunggu, tetapi bel itu tetap tak kunjung berbunyi. Sekalinya berbunyi ternyata bukan gadis yang ia tunggu, gadis berkuncir kuda yang tidak sengaja ia temui kemarin, ya, gadis itu yang ia tunggu. Tatapannya perlahan berubah, raut wajahnya menjadi sayu, terlihat jelas kekecewaan dan kekhawatiran terpancar di matanya. Sangat jelas kini harapannya mulai pudar sedikit demi sedikit dan ia mulai lelah, lalu berniat untuk pergi. Dan di situlah takdir bekerja, di saat ia hampir menyerah yang ia tunggu datang.

"Takdir yang lucu, selalu mempermainkanku. Di saat aku hampir menyerah dan berniat pergi ia sekarang datang dengan senyum cerah. Namun, satu pertanyaan dalam diriku, apa kira-kira yang membuatnya begitu terlambat hari ini?".

( Selamat membaca kalau ada yg salah atau kurang coment aja ya, kalau suka dan bagus menurut kalian tolong bantu vote ya soalnya ini baru yg pertama 😂. Thanks )

Love Him tooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang