"Bukankah seharusnya kita mempercayai satu sama lain, kan?" Mike Marcelo
"Sial,"umpatnya.
"Kenapa harus hari ini sih," umpat yang lainnya.
"Gue ada ide." Kedua orang disebelahnya itu lantas menoleh dengan senyuman.
"Gue bisa suruh Yovan jemput gue terus gue suruh Kay anter Vany dan yang terakhir suruh Mike aja kesini biasa juga dia nawarin lu boncengan kan, Al." Vany mengangguk setuju sedangkan Alvi mulutnya menganga begitu nama Mike meluncur dari mulut Via.
"Oke gue udah chat Yovan dan nanti dia bakalan ajak Mike kesini. Kalau masalah Kay kita tunggu aja kan dia kalau pulang lewat sini."
Sesuai dugaan Via tidak lama kemudian Kay lewat mengendarai sepeda motornya. Dan lagi-lagi dugaannya benar, ia berhenti tepat didepan mereka bertiga.
"Kau tidak pulang, Vi," tanyanya sambil menaikkan kaca helmnya.
"Tenang saja aku akan pulang sebentar lagi. Tapi, masalahnya Vany tidak bisa pulang mobilnya masuk bengkel jadi..."
"Jadi, apa?"
"Anterin dia, oke." Kay menoleh kearah Vany sebentar lalu menoleh kearah Via kembali. Kemudian ia mengangguk. Yah, mau bagaimanapun ia sangat susah menolak permintaan teman masa kecilnya tersebut.
"Satu masalah beres."
"Hem," dehem Alvi.
"Via," panggil seseorang yang ternyata adalah Yovan.
"Ayo pulang," ucapnya kemudian masih dengan senyuman manisnya.
"Mike?"
"Tuh dia."
"Kenapa suruh gue kesini? Gue lagi buru-buru nih."
"Eits, sebentar dulu. Anterin Alvi, oke. Lu juga kan biasanya mau nganterin dia." Mike terlihat berpikir sesaat sambil memandangi wajah Alvi.
"Gak, kalau buat hari ini." Tiga orang yang disana tadi tertegun. Setelah ia berpikir cukup lama dan jawabannya hanya tidak. Yang benar saja?.
"Ayolah Mike lu gak kasian dia harus pulang jalan kaki," ucap dua sejoli itu bersamaan.
"Gak."
"Al, lu bantu mohon gitu kek lu kan yang butuh mau dianterin," tutur Via yang kesal melihat Alvi diam saja bukannya membantu mereka membujuk Mike.
"Ide bagus," gumamnya.
"Gue bakal anterin dia kalau dia sendiri yang mohon ke gue minta anterin, gimana?"
"Al, cepetan daripada lu pulang jalan kaki." Alvi terdiam sambil menatap jengkel Mike. Demi apa? dia harus memohon kepadanya setelah kejadian tadi pagi.
"Telat?" tanyanya atau lebih tepatnya itu sebuah ejekan bukan pertanyaan.
"Gak," jawabnya ketus.
"Gak salah." Mike tertawa melihat wajahnya yang mulai kesal.
"Tenang aja. Lu gak bakal dihukum guru kelas lu masuk telat ada urusan." Alvi hanya diam tak berniat menggubris perkataan orang dihadapannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Him too
RomansaApakah salah jika kita mencintai seseorang yang mencintai kita ? Apakah salah jika tanpa sadar kita mencintai dua orang yang berbeda karena menganggapnya seakan-akan orang yang sama? Apa itu salah? Jika itu salah, lalu aku harus bagaimana? Ini cerit...