Zevanya terus terngiang perkataan William terhadapnya. Apa yang di maksud oleh cowok itu. Cewek itu takut jika bertemu dengan William. Kira-kira, lebih berbahaya mana William dan Axel?
Zevanya mencoba mengusir pikiran itu dan kembali menulis materi untuk Axel, karena, dia berniat memberikan catatan itu untuk Axel besoknya.
Entah bagaimana besok Zevanya bisa memberikan catatan itu. Bertemu dengan Axel sama halnya dengan bertemu William, sama-sama bahaya.
🌙
Axel turun dari motor besarnya, cowok itu datang ke markas besar Vetunus. Sebuah gedung tua yang berlantai tiga di modifikasi oleh Axel dan teman-temannya menjadi tempat sumber uang.
Di bagian lantai satu, terdapat sebuah club. Di lantai dua, hanya ada sebuah beberapa kamar untuk beberapa orang butuh asupan biologis. Dan, di lantai tiga, tempat dimana Axel serta kawan-kawannya berada.
Di depan markas, terdapat arena balapan yang selalu ramai tiap malamnya. Untuk malam ini, Axel tidak balapan.
"Oit, Xel!" Teriak Angga, salah satu temannya.
Axel menaikkan alisnya sebagai jawaban. Angga menyodorkan segelas kecil yang berisi wine untuk Axel, Axel menerimanya dan meneguknya hingga tandas.
"Ada orang di atas," kata Angga yang mampu membuat Axel menoleh ke arahnya.
"Hm?"
Angga mengatur posisinya hingga menghadap Axel. "Dia yang selama ini kita cari, Axel."
Axel mengangguk kemudian berjalan menaiki tangga menuju tempatnya, lantai tiga. Axel mengeluarkan pistol yang ada di balik bajunya, menghampiri orang tersebut yang sedang di kerumuni oleh geng besarnya.
"Minggir!" Sergah Axel.
Para geng besarnya kemudian menepi, memberikan jalan untuk sang bos.
Axel menatap lelaki yang lebih tua darinya, yang sedang diikat oleh tali tampar sehingga membuat lelaki itu tidak bisa bergerak.
"Rupanya gue harus sopan," kata Axel dengan senyum evilnya. Geng besarnya tertawa. "Baiklah, gue akan sopan kali ini."
Axel mencium pistol kecilnya itu, kemudian mengarahkan ke kepala lelaki tersebut.
"Apa yang membuat kau memata-mata kami?" Tanya Axel dingin. "Sepuluh detik dari sekarang, atau akan ku tarik pelatuk ini."
"Saya di suruh oleh sesorang untuk memata-matai markas ini."
"Satu.." Axel mulai menghitung.
"Namanya Ditra, lepaskan! Lepaskan saya."
Sudut bibir Axel tertarik, puas dengan apa yang telah di lakukannya. Rupanya, Ditra masih belum tahu siapa dirinya. Baiklah, Axel akan meladeni jika Ditra mengibarkan bendera peperangan.
"Kubur dia hidup-hidup!"
🌙
SMA Darmandes.
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, menggema di seantero sekolah. Zevanya keluar dari kelas diikuti dengan Vera.
"Vera, kamu duluan aja ke kantin. Aku masih ada urusan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Axel [My Love Badboy]
Teen Fiction•Seri geng• *** Namanya Axel Alexander Marcelius, ketua geng motor Vetunus. Seorang badboy tingkat dewa. Clubbing, minum, dan balapan itu adalah hobinya. Jangan kaget lagi. **** Namanya Zevanya Andara Haruni. Cewek baik, pendiam dan tidak terlalu p...