7. Ancaman

1.3K 119 1
                                    

Zevanya memakai kembali seragamnya ketika William mengajaknya pulang. Pulang pada pukul sebelas malam. Sudah di pastikan jika Sarah akan marah.

Ketika mobil William sudah berhenti di depan rumahnya, Zevanya segera masuk ke dalam rumah. Sarah sudah menyambutnya dengan tatapan tajamnya.

"Dari mana kamu?" Tanya Sarah dingin.

Zevanya tidak tahu harus menjawab apa. Dia takut jika jujur, dia pun juga takut jika berbohong. Harus bagaimana ini?

"Cucian saya menumpuk, dan kamu belum menyentuhnya! Masuk dan kerjakan! Saya tidak akan memberikan kamu jatah makan!" Bentak Sarah. "Dasar anak tidak tahu di untung."

Zevanya gugup sekaligus takut. Dia memilih untuk berjalan masuk. Namun, Sarah mendorongnya hingga jatuh tersungkur.

"Kamu sudah mulai macam-macam ya? Saya akan bilang ke papa kamu!"

"Mi..Zev.."

"SAYA BUKAN MAMI KAMU!" Bentak Sarah.

"Tan..te Ze..Zeva tadi ada ke..keperluan."

"Keperluan apa? Kamu mau jadi apa, hah? Pulang jam segini? Kamu tahu ini jam berapa?" Sarah menarik Zevanya masuk ke dalam.

Zevanya mengikuti Sarah dengan terpaksa. Cewek itu benar-benar sudah lelah dengan kondisi dia yang seperti di perbudak oleh Sarah.

"Cuci pakaian itu!"

🌙

Axel melirik jam yang melingkar di tangannya sudah pukul delapan pagi. Dengan jalan santai, dia masuk ke kelas ketika guru sedang menerangkan pelajaran.

Axel duduk di bangkunya yang terletak di belakang sendiri. Bu Eny, yang mengajar pelajaran Kimia berkacak pinggang melihat Axel.

"AXEL! BERDIRI DISINI SAMPAI JAM PELAJARAN SAYA SELESAI."

Axel berdiri seraya mengusap rambutnya ke belakang. Berdiri di sebelah papan tulis. Rey, Vero, David dan Marvel tertawa pelan melihat Axel di hukum.

Axel hanya memutar bola matanya malas ketika melihat dirinya di tertawakan oleh ketiga temannya.

Dua jam kemudian..

Axel sudah merasa jika kakinya cukup lelah. Dia menatap Bu Eny sekilas. Pelajaran Kimia memang di ajar selama tiga jam.

Tanpa di suruh, Axel melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Membiarkan Bu Eny yang berteriak meneriaki namanya.

🌙

Kepala Zevanya terasa pusing. Memang, dia belum sarapan pagi ini karena Sarah tidak memperbolehkan dirinya untuk makan. Uang bulanan yang di berikan oleh Regar pun ikut di tebas oleh Sarah.

Zevanya memegang kepalanya, tangan kirinya memegang tembok untuk menyeimbangkan posisinya. Mungkin ini efek karena dia tidak sarapan.

"Argh..Kenapa kepalaku pusing banget."

Zevanya terduduk lemas sambil menyandarkan kepalanya ke tembok. Dia menarik nafas dan menghembuskannya, itu di lakukannya berkali-kali.

Axel yang tengah berjalan sambil membuka kancing bajunya agar tidak gerah. Matanya menangkap sosok cewek yang sedang duduk di lantai.

Axel mendekati cewek tersebut, berjalan mendekatinya dengan bersilang tangan di dada. Dengan kakinya, cowok itu menyentuh kaki cewek tersebut.

Axel [My Love Badboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang