6. Axel (2)

1.3K 116 2
                                    

Zevanya bingung harus apa. Bel istirahat sudah berbunyi sejak dua puluh menit yang lalu. Kelas lumayan sepi.

Ting!

William
Lo dmn?

Nafas Zevanya tercekat. Bagaimana ini? Apa yang harus di lakukannya saat ini? Dia takut jika harus bertemu dengan William.

Dengan terpaksa, Zevanya keluar dari kelas dengan langkah pelan. Berjalan menunduk. Rasanya, Zevanya ingin pindah dari sekolahnya dan rumahnya.

Sejak kehidupannya kedatangan Axel dan William, rasanya hidupnya di selimuti dengan rasa takut serta was-was. Dua orang lelaki itu menurutnya sedikit berbahaya.

Brugh!

Seketika Zevanya menjauh ketika dia menabrak sesuatu. Dia mendongakkan kepalanya. Oh Tuhan. Axel saat ini tengah menatapnya tajam.

Zevanya memundurkan langkahnya ketika Axel maju dengan langkah lebar. Perawakan Axel benar-benar menggerikan. Seragamnya yang keluar, kancing baju yang terbuka dua hingga terlihat dada bidangnya.

Axel menarik tubuh Zevanya, mendorongnya ke dinding, menguncinya dengan kedua lengannya. Cowok itu benci jika ada yang selalu menganggunya.

"Kenapa lo hobi banget nabrak gue, hah?" Tanya Axel dengan suara sensual.

Zevanya memejamkan matanya ketika Axel memajukan wajahnya. Nafas mereka saling bertemu. Axel mengelus lengan Zevanya dengan perlahan, ingin menimbulkan sebuah sensasi.

"Lo tahu siapa gue, kan?" Tanya Axel setengah mendesis.

Zevanya mengangguk cepat.

"Gue juga player, hati-hati lo sama gue."

Zevanya kembali mengangguk.

"Gue bisa aja melakukannya disini. Lo mau?" Axel tertawa evil.

Zevanya menggeleng cepat. Dia berdoa agar dia di jaga oleh Tuhan. Axel menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya.

"Pergi lo!" Usir Axel.

Zevanya membuka matanya, berlari dengan cepat, menjauh dari Axel. Kali ini, dia masih bisa selamat. Dia benar-benar tidak nyaman jika ada ancaman yang selalu mengintainya.

Setelah di kira menjauh, Zevanya menghentikkan laju larinya, menetralkan nafasnya. Namun, sebuah tangan mengulur dan memegang pergelangan tangannya.

"Zevanya!"

Zevanya terkejut. "William?" Oh ya, dia lupa jika ada William yang menantinya di gerbang.

"Lo lama banget, kenapa?"

Zevanya menggelengkan kepalanya. "Nggak, aku nggak apa-apa."

🌙

"Axel!"

Axel yang tengah berjalan berhenti ketika namanya di panggil. Di belakangnya, ada Bu Yanti yang berjalan ke arahnya.

"Ini absen pembelajaran kamu! Setiap kamu ada les dengan Zevanya, dan harus ada fotonya juga." Bu Yanti memberikan sebuah jurnal ke arah Axel.

Axel menerimanya kemudian mengangguk tanpa mengucapkan sepatah katapun. Setelah itu, dia kembali berjalan. Dia harus mencari Zevanya.

Axel setengah berjalan dengan cepat ke arah gerbang sekolah. Mencari sosok keberadaan Zevanya. Setelah melihatnya Zevanya dan seorang lelaki, Axel berniat untuk menghampirinya.

Axel [My Love Badboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang