"Nahyun! Nahyun-ah!"
Aku mulai membuka mataku begitu suara panggilan itu masuk ke dalam telinga ini.
"Aku.. sudah di kamar ini lagi??" tanyaku kaget sembari terduduk diatas kasur.
Yuna eonnie yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak. "Kenapa terkejut sekali?"
Aku menggeleng pelan. "Tae-"
"Taehyung sunbaenim mengantarkanmu tadi malam. Katanya kau ketiduran saat sedang menulis lirik," Yuna eonnie menghela napas pelan. "Nahyun-ah, dengar. Kau itu semakin kurus. Kau itu suka sekali begadang. Kau itu-"
"Eonnie. Hentikan. Aku lapar, ingin ma-"
Ucapanku tehenti saat ponsel yang ada di dalam tas kecilku berdering.
"Chammkanman" ujarku pelan kepada Yuna eonnie sembari berjalan menuju tasku ada diatas meja.
"Yeoboseyo?"
Tak ada jawaban. Oh, ini nomor tak dikenal.
"Yeoboseyo?"
Kuulang lagi kata-kataku.
"Yeo-"
Tuut...
Kutatap ponsel yang sedang kugenggam ini dengan raut muka yang bingung.
"Siapa?" tanya Yuna eonnie dari belakang.
Aku menoleh padanya. "Molla. Dia menelepon tapi tidak menjawab apa-apa."
Yuna eonnie merubah raut wajahnya. "Nahyun. Kau harus segera mengganti nomormu"
Aku mengerutkan dahiku. "Waeyo?"
Yuna eonnie menghela napas kesal. "Siapa tahu dia meneleponmu karena ingin melacak keberadaanmu. Aish, kau seharusnya tidak mengangkat panggilan itu!"
Aku terdiam. Yuna eonnie benar juga. "Tapi, kalau aku ganti nomor.. Tetap saja kan, yang meneleponku tadi itu masih tahu lokasiku dimana?"
Yuna eonnie memutar bola matanya malas. "Yyak. Intinya ganti saja. Demi keamananmu sendiri."
Aku mengangguk-angguk. "Aku akan menggantinya sekarang juga."
"Baguslah. Oh ya," ia memberi jeda pada kalimatnya. "15 menit lagi kita akan ke Big Hit. Kita latihan untuk performance lagu baru."
Mataku sukses membulat. "M-,mwo?!! Aku belum sarapan! Atau.. mandi! Kenapa diberi waktunya sedikit sekali??"
Yuna eonnie terkekeh melihat kepanikanku. "Arraseo. Kalau waktunya tidak cukup akan jadi 30 menit. Kami menunggumu, jadi cepatlah."
Aku tersenyum senang. "Gomawoo!"
Ia mengangguk dan keluar dari kamarku. Ah, senangnya punya kakak perempuan yang mengerti diriku. Walau dia bukan kakak perempuan kandungku. Tapi aku merasa seperti itu. Yuna eonnie sangat baik.
~~
"Stop!"
Teriakan pelatih tadi membuat kami menghentikan dance yang baru saja akan dimulai.
"Ada apa, pelatih Nam?" tanya Yuna eonnie.
Aku dan yang lain hanya bisa ikut bingung karena pelatih itu berjalan menuju ke arah kami. Oh tidak. Dia berjalan ke arahku.
Aku sangat gugup saat pelatih Nam berada di hadapanku. Menatapku dengan pandangan kesal. "Nahyun-ssi. Kau harus harus menggerakkan tanganmu seiringan dengan kakimu. Jangan bergantian seperti tadi!"

KAMU SEDANG MEMBACA
STILL AN ARMY
Fanfiction[ON GOING] "Mulai sekarang tidak akan ada lagi yang namanya 'Taehyung-mu'." Lagi-lagi Nahyun dan Taehyung jatuh untuk kedua kalinya. Jatuh cinta. Akan tetapi mereka jatuh terlalu dalam. Hingga untuk kedua kalinya lagi, mereka saling melukai terlalu...