Aku menatap kosong pemandangan di luar dibalik jendela mobil ini. Kuhela napas pelan. Badanku bergerak untuk mengubah posisi duduk. Aku menoleh ke kanan. Menatap Hiran eonnie yang sedang tertidur, sementara Yuna eonnie nampak cemas sembari menatap layar ponselnya.
Aku kembali menghela napas. Perjalanan menuju tempat syuting kali ini sungguh terasa membosankan. Aku tidak sesemangat biasanya. Se-excited biasanya.
Mungkin itu karena Romi eonnie tidak ikut syuting kali ini. Ah, sebenarnya dia ikut. Hanya saja, dia tidak berangkat bersama kami. Ia akan menyusul 1 jam kemudian, katanya. Ada hal yang harus dia urus.
Aku ingin tahu ada masalah apa yang harus Romi eonnie urus. Aku juga sudah bertanya kepada Luha eonnie, Yuna eonnie, bahkan Hiran eonnie, namun jawaban mereka sama.
"Ia harus mengurus sesuatu, Nahyun-ah. Tenang saja, nanti ia akan kembali."
Selalu seperti itu. Mau sebanyak apapun aku bertanya, pasti pada akhirnya mereka akan menjawab itu.
Alasan mengapa aku bergitu penasaran yaitu ; Romi eonnie mengurus 'suatu hal' itu di gedung SM.
Kuputar bola mataku malas. Aku tahu sedang ada yang tidak beres. Lagi-lagi aku merasa aneh. Merasa kalau sesuatu sedang terjadi tapi tidak ada yang mau memberitahuku.
"Nahyun-ah, kajja."
Aku mulai tersadar dari lamunanku. Menatap Luha eonnie yang sudah membukakan pintu untukku. Ternyata kami sudah sampai di tempat syuting.
"Ne, eonnie."
Aku turun dari mobil. Menatap banyak orang yang sudah bersiap-siap untuk membantu berlangsungnya syuting MV 'Hurt'. Mulai dari MUA (Make Up Artist), cameramen, staff yang sedang menyiapkan tempat syuting, dan masih banyak lagi.
Entah mengapa senyumanku mengembang saat melihat banyak orang bersemangat mempersiapkan berlangsungnya syuting MV kami. Mereka dengan tekad yang kuat ingin membantu berlangsungnya syuting MV 'Hurt' ini.
Aku juga harus bersemangat. Aku tidak boleh murung hanya karena terus bergelut dengan pikrianku. Aku harus bekerja keras, karena mereka juga mau bekerja keras.
Ini untuk kesuksesan LB. Kesuksesanku. Untuk kebahagiaan fans LB.
~~
"Kau hanya iri pada kami, sialan."
Ia berdecih. "Kesuksesan kalian itu instant. Hanya karena salah satu dari member kalian itu pacar seorang pemuda yang terkenal, grup kalian jadi terkenal juga," ia kembali berdecih. "Benar-benar tidak ada usaha. Memanfaatkan ketenaran si tampan yang didambakan banyak gadis itu."
Plakk!
Suara tamparan terdengar menggaung di ruangan ber-cat putih itu.
"Kau jangan asal bicara. Kami bekerja sangat keras. Bahkan terlalu keras. Kami tidak memanfaatkan ketenaran sunbae kami. Kami sukses bukan karena salah satu dari member kami berpacaran dengan 'si tampan yang didambakan banyak gadis' itu. Kami sukses karena kerja keras kami sendiri, bedebah sialan."
Sang 'bedebah sialan' itu malah tertawa. Tertawa meremehkan.
"Bullshit. Kalian tidak pernah bekerja keras. Bahkan kalian lebih punya banyak waktu untuk bersenang-senang, bukan bekerja keras," ia berdecih. "Tidak adil. Aku dan member yang lainnya bekerja sangat keras. Sampai-sampai tidak ada waktu untuk beristirahat atau bahkan bersenang-senang. Pergi menonton ke bioskop, dating, makan di restoran. Kami tidak punya waktu-waktu membahagiakan itu, Romi."
KAMU SEDANG MEMBACA
STILL AN ARMY
Fanfiction[ON GOING] "Mulai sekarang tidak akan ada lagi yang namanya 'Taehyung-mu'." Lagi-lagi Nahyun dan Taehyung jatuh untuk kedua kalinya. Jatuh cinta. Akan tetapi mereka jatuh terlalu dalam. Hingga untuk kedua kalinya lagi, mereka saling melukai terlalu...